Potensi Sumbar dalam sektor ini memang luar biasa. Produksi Gambir Sumbar mencapai 16–20 ribu ton per tahun, dengan 80 persen pasokan dunia berasal dari Ranah Minang. Jika dilakukan hilirisasi, nilainya bisa melampaui APBD Sumbar, bahkan mencapai triliunan rupiah.
“Bayangkan, katechin Gambir dengan kualitas di atas 80 persen bisa mencapai Rp2,5 juta per kilogram. Saat ini, kualitas kita baru sekitar 30 persen dengan harga Rp80 ribu per kilogram. Ini artinya ada ruang kenaikan nilai yang luar biasa,” ungkap Afniwarman.
Untuk mendukung hal ini, pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas petani melalui pelatihan, penguatan kelembagaan, hingga bantuan alat dan mesin pertanian. Petani didorong agar dapat mengolah daun Gambir menjadi lempengan berkualitas sebelum masuk ke pabrik.
Dengan langkah ini, ketergantungan petani pada pedagang India yang selama ini menjadi pembeli utama Gambir mentah, diharapkan berakhir.
“Kita optimis Gambir bisa jadi tanaman masa depan Sumbar. Dengan dukungan penuh pemerintah pusat, kita berharap pembangunan pabrik bisa dimulai pada tahun 2026,” tutup Afniwarman. (*)