PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pelaksanaan Festival Teater Sumatera Barat; Alek Teater 9 tiba di penghujung gelarannya. Pada Sabtu (27/9/2025) ini menjadi hari terakhir pertunjukan yang menyisakan tiga pertunjukan lagi, yaitu “Dendang Agraris” dari KS Ranah Sijunjung, “Orang Kasar” dari Teater Bingo, dan “Nilonali” dari Teater Rumah Teduh.
Sebelumnya, pada pelaksanaan pertama pada 19 September kemarin, pertunjukan teater telah dipanggungkan oleh Komunitas Teater Aksara dengan judul “Timbangannya Miring”, dan Teater Langkah dengan judul “Roh”. Setelahnya pada Sabtu 20 September, dipanggungkan oleh Komunitas Seni Gaung Ganto dengan judul “Giransani”, Komunitas Seni Kuliek dengan judul “Nilonali, Sang Puti Bungo Karang”, dan Teater Oase dengan judul “Singa Podium”.
Dan Jumat (26/9) kemarin, diisi oleh UKS Baiturahmah berjudul “Salah Siti Nurbaya”, Teater Balai berjudul “Terbuang dalam Waktu”, dan Teater Asa berjudul “Naskah Aljabar”.
Pertunjukan yang tersaji oleh para komunitas teater yang sebagian besar diisi oleh seniman muda itu hadirnya seakan menjadi kekuatan untuk bisa menengahkan kembali seni teater di Sumbar yang kini sudah terkatung-katung nasibnya.
“Semoga Alek Teater ini betul-betul meninggalkan bekas dan bertumbuh kelak ke depannya,” kata Kasi Produk dan Kreasi Seni Budaya UPTD Taman Budaya Sumatera Barat (TBSB), Ade Efdira, Sabtu (27/9/2025).
Ade Efdira menjelaskan, sebagaimana capaiannya, Alek Teater 9 ini merupakan benih untuk menumbuhkan kembali semangat berteater di Ranah Minang. Lalu disiangi dengan harapan-harapan agar seni teater di Sumbar bisa eksis lagi.
“Kita tahu, minat teater hari ini sangat mengkhawatirkan. Dan kita berharap dari Alek Teater 9 ini benar-benar menjadi ruang yang besar bagi jalan dan kembangnya teater di kalangan generasi muda kita,” katanya.