Konsep pameran bakal disajikan dalam tujuh zona yang menampilkan perjalanan keramik lintas benua, perannya dalam adat Minangkabau, kehancuran akibat gempa, hingga proses pemulihan dan restorasi.
“Pemeran ini menegaskan bahwa warisan budaya tetap hidup meski diterpa bencana. Ini menekankan pentingnya ketahanan, kolaborasi lintas komunitas, dam mitigasi bencana untuk menjaga warisan bersama,” jelasnya.
Pameran Temporer Museum Adityawarman 2025: “Retakan yang Bertutur – Menjaga Warisan Masa Lalu” ini tak hanya sekadar pameran, tapi menjadi upaya bersama agar ke depannya inisiatif dan kesadaran kolektif terus tumbuh untuk menjaga warisan budaya dari keterancaman lain. (*)