HARIANHALUAN.id – Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menegaskan, daging hewan yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) aman dikonsumsi. Sebab, PMK bukanlah penyakit zoonotik, sehingga tidak menular pada manusia.
“Jadi masyarakat tak usah khawatir hewan ternak yang rerpapar PMK ini. Tetap aman kok,” ujar Wagub menegaskan soal wabah PMK di sela-sela penyerahan Vaksin PMK 4.200 dosis oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementrian Pertanian RI, Tri Melasari, Jumat (24/06/22).
Lebih lanjut ia menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging hewan ternak. Menurut Wagub, PMK bukan penyakit zoonotik sehingga tak dapat ditularkan pada manusia.
“Perlu kita edukasi juga, masyarakat harus tau ini bukan zoonosis, jadi tetap aman untuk dikonsumsi. Tidak perlu takut, apalagi ini kan mau Idul Adha. Sapi-sapi yang sakit tidak apa-apa dipotong paksa,” terang Wagub.
Untuk menekan kasus PMK hewan ternak di Sumbar, Pemprov sudah mendistribusikan 4.200 vaksin ke seluruh daerah. Vaksinasi PMK diutamakan dulu di daerag sentra hewan seperti Agam, Solok, Solok Selatan dan Padang Panjang.
Menurut Wakil Gubernur, meski kasus PMK di Sumbar tergolong tidak parah, namun pemerintah tetap memberikan perhatian khusus untuk menjaga situasi tidak memburuk.
“Populasi sapi perah kita tidak terlalu banyak, ada 700 insyaAllah dengan dosis yang ada sekarang cukup. Jadi Pastikan sapi perah, indukan dan sapi-sapi bantuan dalam dua hari ini tervaksin 100 persen, karena ini kan nilai ekonomis nya sangat tinggi,” tegas Wagub.
Sementara itu, Tri Melasari menuturkan bahwa 4.200 dosis vaksin dan obat-obatan merupakan bantuan tahap awal. Tri menjelaskan, vaksinasi tahap awal tersebut ditargetkan selesai pada 2 Juli mendatang. Kemudian bantuan berikutnya akan didistribusikan kembali secara bertahap dan proporsional sesuai kebutuhan di daerah.
“Bantuan diberikan berdasarkan proporsional populasi, target prioritas dan tingginya kejadian,” katanya menjelaskan.
Senada dengan Wagub, Ia juga menekankan komunikasi informasi dan edukasi pada peternak maupun masyarakat umum. Tri menilai masih banyak masyarakat awam yang beranggapan bahwa PMK menular ke manusia, padahal menurutnya semestinya hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Pada kesempatan itu juga, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumbar, Erinaldi melaporkan bahwa sampai hari ini terdapat 16 kabupaten dan kota yang terdampak PMK. Tercatat 4.470 kasus terjangkit, 670 sembuh, empat ekor mati dan 27 dipotong paksa. (*)