Lebih lanjut, Dwi menjabarkan bahwa Sispenmas dirancang untuk menjawab tiga permasalahan utama dalam sistem komunikasi publik Polri. Yaitu proses manual yang memakan waktu, birokrasi yang masih berbelit, serta resistensi terhadap perubahan di sebagian jajaran.
“Dengan Sispenmas, proses komunikasi publik akan jauh lebih efisien. Kita ingin agar setiap informasi yang keluar dari Polri lebih terarah, transparan, dan terpercaya,” tuturnya.
Proyek yang ia rancang ini juga menargetkan capaian ambisius. Pada tahun 2027, pemberitaan positif tentang kegiatan kepolisian ditargetkan meningkat hingga 50 persen, seiring dengan melonjaknya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
“Citra Polri dibangun dari konsistensi komunikasi yang jujur dan terbuka. Sispenmas akan membantu kita menjaga itu,” tambahnya.
Proyek perubahan ini dijadwalkan akan memasuki tahap uji implementasi di hadapan Majelis Penguji LAN RI pada Desember 2025 mendatang. Uji tersebut akan menjadi langkah penting untuk memastikan kesiapan sistem ini diimplementasikan secara nasional.
Bagi Mantan Kabid Humas Polda Sumbar ini, Sispenmas bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi simbol transformasi budaya di tubuh Polri.
“Kita sedang bergerak dari cara lama menuju cara baru dari birokrasi manual ke sistem digital. Polri harus hadir dengan wajah yang lebih terbuka, cepat, dan dipercaya,” pungkasnya. (*).