Diskusi
Selain program workshop dan pertunjukan, IPC juga menghadirkan forum diskusi yang melibatkan pemateri, akademisi, dan penggiat seni untuk membahas arah perkembangan pertunjukan kontemporer serta tantangan ekosistem seni di Indonesia, khususnya Sumatera Barat.
Forum ini menjadi ruang penting untuk memperluas wawasan peserta bahwa kerja tubuh tidak pernah terpisah dari kerja budaya dan kerja pengetahuan. Dengan mempertemukan perspektif akademik, pengalaman lapangan, dan praktik artistik, diskusi ini membuka percakapan yang lebih menyeluruh mengenai posisi seni pertunjukan hari ini.
Forum akan menghadirkan narasumber Kai Tuchmann, Ibed Surgana Yuga, Wendy HS, Tatang R. Machan, dan Mahatma Muhammad, dengan Thendra BP sebagai moderator. Diskusi akan diselenggarakan pada Senin, 11 November 2025 pukul 20.00 WIB di Pustaka Steva, Jalan Pagang Raya No. 37, Surau Gadang, Nanggalo, Padang, Sumatera Barat.
Kilas Indonesia Performance Camp
Indonesia Performance Camp (IPC) berawal pada 2019 melalui Padangpanjang Butoh Camp, sebuah kolaborasi antara Indonesia Performance Syndicate (IPS) dan Shinonome Butoh Tokyo, Jepang, yang mempertemukan teknik Butoh dengan Total Body Performance Method (TBPM) berbasis Tapuak Galemboang dan Silek Minangkabau. IPC sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, namun hadir kembali sebagai laboratorium ketubuhan yang membuka ruang riset dan pertukaran artistik lintas generasi dan lintas disiplin.
Pada IPC 2024, Indonesia Performance Syndicate bersama Komunitas Seni Nan Tumpah, Nusantara Art, dan Fabriek Bloc menghadirkan Mutsumi, Neiro, dan Wendy HS sebagai pemateri, dengan 20 peserta terpilih pada 10–13 September 2024 di Ruang Artistik Fabriek Bloc. Pembiayaannya dikumpulkan secara gotong royong oleh lembaga penyelenggara.
Memasuki 2025, IPC kembali menegaskan posisinya sebagai ruang yang mendorong performer menemukan bahasa tubuhnya sendiri—bahasa yang berakar pada lokalitas sekaligus terbuka pada eksperimen dan percakapan global. Dengan kolaborasi berbagai komunitas serta kehadiran mentor internasional, IPC berharap melahirkan generasi performer yang reflektif, peka, dan berani merumuskan ulang masa depan seni pertunjukan Indonesia.
Profil Penyelenggara
- Indonesia Performance Syndicate (IPS)
Indonesia Performance Syndicate (IPS) adalah platform terbuka dan kolaboratif bagi praktik pertunjukan eksperimental dan lintas disiplin, berbasis di Padangpanjang dan Batusangkar, Sumatera Barat. IPS menghimpun seniman dari berbagai bidang—teater, tari, musik, seni visual, hingga media baru—serta individu dari luar bidang seni yang ingin mengeksplorasi nilai budaya lokal dalam konteks global. Melalui proses berbasis riset, IPS menumbuhkan lingkungan kreatif tempat tradisi dan kontemporer saling berjumpa. - Kalabuku
Kalabuku merupakan gerakan literasi teater/pertunjukan yang bekerja melalui penerbitan buku, kurasi dan laboratorium lakon, serta kuliah pertunjukan. Bernaung di bawah Kalanari Theatre Movement, Kalabuku hadir sebagai ruang kreasi dan diseminasi gagasan seni pertunjukan. Seluruh kegiatannya digerakkan secara sukarela dan tanpa orientasi laba. - Komunitas Seni Nan Tumpah
Komunitas Seni Nan Tumpah adalah lembaga seni budaya independen yang berdiri di Padang pada 2009 dan diresmikan pada 2010. KSNT bergerak dalam penciptaan dan pemberdayaan seni pertunjukan tradisional dan modern (teater/randai, tari, musik), seni rupa, seni media baru, sastra/literasi, serta kajian seni budaya. Mereka juga mengelola laboratorium seni di Padangpariaman serta merancang program berkelanjutan seperti produksi seni pertunjukan, album musik puisi, diskusi, pelatihan, pameran, penerbitan karya tulis, hingga penyelenggaraan festival. - Nusantara Art
Nusantara Art adalah komunitas seni yang bergerak dalam tata-kelola manajerial dan produksi sejak 2016. Praktiknya menjangkau berbagai daerah seperti Palembang, Jambi, Padang, dan Bengkulu, dengan fokus mempermudah cara kerja komunitas kolektif atau organisasi seni. - Komunitas Seni Hitam Putih
Komunitas Seni Hitam Putih merupakan kelompok seni pertunjukan berbasis di Padang Panjang dan berdiri sejak 1997, berakar dari Teater Plus di SMU Plus INS Kayu Tanam. Dikenal melalui eksplorasi teater tubuh dan kebebasan peran anggotanya, kelompok ini telah mementaskan karya di dalam dan luar negeri serta menerima sejumlah Hibah Seni dari Yayasan Kelola. Selain mencipta karya inovatif, mereka aktif berkolaborasi lintas disiplin dan menyelenggarakan program budaya seperti JiFFest, InDocs, dan Eagle Award. - Pustaka Steva
Steva adalah komunitas yang bergerak di bidang literasi, budaya, seni, sastra, dan film. Selain melakukan riset, Steva menjadi ruang bagi berbagai kegiatan inspiratif, inklusif, dan berkemajuan yang mendorong daya analitis serta kreativitas masyarakat. Melalui kerja-kerja kolektif, Steva berupaya menumbuhkan budaya membaca dan menghadirkan ruang aman untuk bertukar pikiran serta menyampaikan aspirasi secara bebas dan bertanggung jawab.














