HARIANHALUAN.ID – Setelah menyerahkan benda pusaka Raja-Raja Minangkabau, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Teddy Minahasa Putra beserta istri melewakan gelar adatnya di Istano Basa Pagaruyung, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Jumat (1/7/2022).
Melewakan gelar kehormatan adat ini dilakukan oleh Tampuak Tangkai Alam Minangkabau, yang dihadiri oleh Gubernur Sumbar, Ketua LKAAM Sumbar, Ketua LKAAM se-Sumbar, penghulu, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, serta bundo kanduang.
Pada kesempatan itu, Irjen Pol Teddy Minahasa dalam sambutannya menyampaikan rasa terhormat dan mengucapkan terima kasih, apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pemberian gelar adat Minangkabau kepada mereka berdua.
Apalagi, sebutnya, gelar adat ini merupakan gelar adat di Minangkabau dan sesuatu yang sangat mahal, sehingga dirinya beserta keluarga merasa terhormat mendapatkan gelar tersebut.
Gelar adat itu sendiri, yakni Tuanku Bandaro Alam Sati untuk Irjen Pol Teddy Minahasa, sedangkan istrinya mendapatkan gelar Puti Sibadayu.
“Pagi ini, kami berdua sungguh merasa sangat terhormat. Kami berdua akan menyertai dengan tanggungjawab yang tidak ringan untuk dapat menampilkan diri sebagai keluarga besar dunsanak dari bangsa Minangkabau yang sungguh religius, sangat toleransi dan selalu mengedepankan musyawarah untuk mufakat,” katanya.
Ia menuturkan, ada empat pesan yang disampaikan oleh Gubernur Sumbar kepadanya yang tidak boleh dilanggar, yakni pertama masalah tutur kata harus mencerminkan betul seorang penghulu. Kemudian yang kedua adalah sikap perilaku. Yang ketiga, kalau marah harus ada kendalinya.
“Artinya, sama dengan tidak boleh marah-marah, terutama marah kepada Gubernur,” canda Kapolda Sumbar.
Yang keempat, katanya, ia beserta istri diwajibkan bersikap konsisten dan konsekuen. “Itu tentunya tidak diragukan lagi, semenjak saya mengikrarkan diri sebagai anggota Polri, semenjak saya bersumpah sebagai anggota Polri, Insyaallah saya ‘Siraatalmustaqim’,” tuturnya.
Ia menambahkan, amanah yang diterimanya tersebut akan dijaga dan diimplementasikannya dengan baik sebagai pengemban ‘Tuanku’ dari bangsa Minangkabau ini.
Usai pelewaan gelar adat oleh Tampuak Tangkai Alam, kegiatan dilanjutkan dengan makan bajamba (makan bersama) di dalam Istano Basa Pagaruyung. (*)