Dikatakan Hendri lagi, selama pandemi pihaknya tetap menjalankan perbaikan gizi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Tenaga kesehatan juga terus memantau kesehatan ibu hamil, pertumbuhan, serta perkembangan anak dan balita,” ujarnya.
Selain pemantauan dari tenaga kesehatan, kata Hendri, pihaknya juga membuka ruang bagi masyarakat yang memiliki anak dengan pertumbuhan tidak sesuai usia untuk melapor ke petugas.
“Kami juga memberikan makanan tambahan bagi balita yang berisiko tinggi gizi buruk. Kemudian memberikan tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri,” ucapnya.
“Alhamdulillah, cara kami itu berhasil menekan angka stunting pada balita di Agam,” tuturnya. (*)