HARIANHALUAN.ID — Keluarga adalah benteng utama untuk menangkal berbagai pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba yang belakangan kian merongrong generasi muda. Dengan memperkuat ketahan keluarga, maka segala pengaruh buruk yang merusak tersebut dapat ditangkal.
Hal ini disampaikan Direktur SDM, Pendidikan dan Umum (SPU) RSUP M. Djamil, Dovy Djanas saat penyuluhan anti narkoba dan donor darah di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Senin (4/7/2022).
Kegiatan yang terselenggara berkat kerja sama RSUP M. Djamil dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar itu merupakan bagian dari rangkaian acara memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang jatuh pada 26 Juni.
Pada kesempatan itu, Dovy menjelaskan, untuk menangkal pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba tidak cukup hanya melalui tindakan pemberantasan di tingkat hilir, melainkan juga bagaimana meningkatkan kesadaran mulai dari hulu dan dari satuan terkecil, yakninya keluarga.
“Oleh karenanya, yang paling penting adalah bagaimana menciptakan keluarga yang tangguh dan terbebas dari pengaruh buruk narkoba. Salah satunya melalui sosialisasi dan premarital counselling, di mana keluarga diberikan edukasi tentang dampak negatif narkoba,” tuturnya.
Lebih jauh ia mengatakan, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berada di wilayah kerja Sumatra Barat (Sumbar), RSUP M. Djamil senantiasa mendukung segala program dan kegiatan layanan kesehatan di daerah.
Salah satunya melalui koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dalam upaya mencegah pengaruh buruk narkoba yang dapat merusak generasi muda dan sendi-sendi kehidupan bangsa.
“Ke depan, kami juga akan terus menggalakkan berbagai kegiatan positif. Baik itu di bidang kesehatan secara umum, maupun dalam upaya penccegahan penyalahgunaan narkoba secara khususnya,” kata Dovy.
Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah mengaku menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya, pengaruh buruk narkoba harus ditekan sejak dari hulu ke hilir. Pemberantasan narkoba, harus dimulai dari yang terkecil.
“Selama ini, kita selalu berbicara tentang pemberantasan narkoba hanya dari sudut pandang makro. Padahal, pencegahan mestinya dimula dari skala mikro. Dimulai dari tingkat keluarga, nagari hingga kelurahan. Kalau keluarga kita sudah kuat, nagari kita kuat, maka Provinsi Sumbar dan Indonesia secara umum, juga akan ikut menjadi kuat,” ujarnya. (*)