BKKBN Sumbar Gelar Sosialisasi Advokasi dan KIE di Palembayan

BKKBN Sumbar

Sosialisasi advokasi dan KIE BKKBN Sumbar bersama mitra kerjanya Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Peri

HARIANHALUAN.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatra Barat (Sumbar) mengadakan sosialisasi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) bersama mitra kerjanya, Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Sosialisasi ini guna menekan angka stunting,

Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita menyebutkan, stunting merupakan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dan infeksi yang berulang. 

Stunting dalam jangka panjang tidak ditindaklanjuti akan berdampak terhadap kesehatan anak,” katanya. 

Nova mengatakan, angka stunting di Sumbar masih tinggi sebesar 23 persen dan ini perlu perhatian bersama dalam menurunkan angka stunting

BKKBN Sumbar telah melakukan pemetaan keluarga dengan 20 indikator mulai dari mempunyai balita lebih dari satu, kepala keluarga tidak punya jamban, rumah tidak layak huni dan lainnya. 

“Kami telah melakukan pemetaan di 19 kabupaten dan kota. Stunting merupakan program prioritas dan telah melakukan aksi nasional,” katanya pada Minggu (24/7/2022).

Khusus di Palembayan, kata Nova, dari 20 indikator cuma yang mengkhawatirkan keluarga tidak punya jamban 54 persen dan ibu tidak sekolah 10 persen. 

Dengan kondisi itu, warga diminta untuk melaporkan ke Camat Palembayan atau wali nagari apabila ditemukan kasus stunting

Sementara itu, Anggota Komisi IX Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan DPR RI, Ade Rezki Pratama mengajak warga Palembayan, Kabupaten Agam, untuk bisa menekan angka stunting di daerah itu agar sumber daya manusia berkualitas. 

“Mari bersama-sama untuk menekan angka stunting, karena ini tidak tugas pemerintah saja, tetapi semua pihak punya tanggungjawab,” katanya saat sosialisasi tersebut.

Ade mengatakan, menekan angka stunting dimulai dari dua anak manusia untuk berjanji dalam menjalin hubungan keluarga kecil atau pernikahan. Setelah menikah, perlu adanya hubungan harmonis dan memperhatikan asupan gizi dan vitamin yang cukup bagi istri yang sedang hamil muda. 

“Perlu juga perhatian dari orang tua dan mertua dalam mengingatkan kondisi janin, sehingga anak menjadi sehat,” kata politisi Partai Gerindra itu. 

Apabila ini sudah terjadi, tambahnya, maka anak yang lahir menjadi sehat dan angka stunting di daerah itu bisa dizerokan. 

Ade mengakui, Agam angka stunting sangat jauh terkendali. Namun pada 2023 diprediksi bakal terjadi kenaikan angka stunting. Untuk itu, perlu penanganan khusus secara bersama-sama agar tidak menjadi naik. (*)

Exit mobile version