Peringati Hari Mangrove Sedunia, 4.000 Bibit Mangrove Ditanam di Sungai Pisang

Hutan mangrove

Sebanyak 4.000 batang bibit mangrove ditanam di kawasan Pantai Manjuto, Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, dalam rangka peringati hari mangrove sedunia. IST

HARIANHALUAN.ID – Hutan bakau atau disebut juga dengan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove sama-sama diketahui, memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup.

Kawasan hutan mangrove telah membantu menjaga ketersediaan sumber daya ikan di laut yang tidak akan habis dan kawasan hutan mangrove, juga membantu manusia dalam mendapatkan air bersih dan udara yang segar.

Oleh karena itu, sejatinya fungsi mangrove adalah untuk mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau, sehingga dapat mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan.

Untuk menyelamatkan hutan mangrove, sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di sekitar pantai. Tanpa ini akan mudah sekali terjadi abrasi, sehingga tanah di sekitar pantai menjadi terkikis. Jika hal itu sudah terjadi, maka berbahaya bagi warga atau rumah di sekitar pantai, sebab rumahnya bisa terkena dampak gelombang laut.

Bertepatan dengan hari mangrove sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli. Apalagi, peringatan ini menjadi Hari Internasional yang diadopsi oleh Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

Di Sumbar, sebanyak 4.000 batang bibit mangrove di tanam di kawasan Pantai Manjuto, Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Penanaman ribuan mangrove ini juga bentuk komitmen Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) II Padang bersama PT Semen Padang, untuk menjaga ekosistem pantai, serta mencegah erosi dan abrasi.

“Penanaman mangrove ini juga untuk menjaga kestabilan garis pantai,” ujar Komandan Lantamal II Padang, Endra Sulistiyono di lokasi penanaman mangrove tersebut.

Selain itu, kata Endra, penanaman mangrove ini juga bentuk kontribusi Lantamal II Padang dalam menjaga lingkungan hidup dan sekaligus bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Nagari Sungai Pisang.

Apalagi, menurutnya, saat ini Sungai Pisang memiliki daya tarik destinasi wisata pantai yang sangat diminati wisawatan. Salah satunya Pantai Manjuto, dan kawasan ini juga jalur menuju puncak kawasan Wisata Mandeh.

“Kita sebenarnya juga mengajak masyarakat menjaga kelestarian alam. Nantinya, Sungai Pisang ini dikembangkan menjadi Kampung Bahari Nusantara,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Semen Padang, Asri Mukhtar menyampaikan berkomitmen dan bersinergi untuk menurunkan emisi karbon. Salah satunya dengan menyiapkan bibit mangrove sebagai tanggungjawab sosial lingkungan.

Sebagai bentuk komitmen itu, kata Asri, pihaknya pada tahap awal telah berkontribusi dalam menyiapkan 4.000 bibit mangrove untuk di taman di kawasan Pantai Nagari Sungai Pisang, Pesisir Selatan ini.

“Kami berterima kasih diberikan kesempatan turut serta dalam konservasi hutan mangrove ini. Bukan hanya mencegah abrasi, tapi mangrove ini tempat keanekaragam hayati yang perlu dijaga,” ujarnya.

Ia menyebutkan, PT Semen Padang juga terlibat saat penanaman, menjaga dan merawat mangrove yang ditanam hingga tumbuh dengan baik dan subur. Tentu salah satunya, juga dengan melibatkan masyarakat Nagari Sungai Pisang.

Kemudian, Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rudi Hariansyah juga turut menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, terutama Lantamal II Padang dan PT Semen Padang, yang telah memilih Sungai Pisang sebagai momentum untuk lokasi penanaman mangrove.

“Semoga dengan adanya mangrove ekosistem laut dan pesisir pantai terjaga, terutama kegiatan wisata dan ikan tangkap,” katanya.

Diketahui, penanaman mangrove ini dilaksanakan serentak di 77 lokasi jajaran TNI AL se-Indonesia yang dipusatkan di Tanjung Pasir, Banten, yang dihadiri langsung Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.

Secara nasional, penanaman mangrove serentak 77 lokasi untuk meraih Rekor Muri ini, yang juga dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, BUMN, BUMD dan Pemda setempat, serta lainnya. (*)

Penulis: Mahasiswa Universitas Ekasakti Fardianto (Wartawan Haluan)

Exit mobile version