HARIANHALUAN.ID — Perkembangan teknologi yang pesat dalam satu dekade terakhir telah memberikan pengaruh besar terhadap dunia jurnalistik. Agar bisa bertahan, pers, khususnya media massa arus utama, harus mampu beradaptasi dengan teknologi.
Kendati demikian, di era disrupsi digital seperti saat ini, hanya bertahan hidup tidak lagi cukup. Media massa harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk bergerak maju. Berangkat dari hal ini, PT Semen Padang menggelar pelatihan search engine optimization (SEO) dan media sosial bertajuk “SParing: Semen Padang Sharing on Journalism” di Wisma Indarung Padang, Rabu (27/7/2022).
Direktur Keuangan dan Umum PT Semen Padang, Oktoweri saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan, pelatihan yang mengikutsertakan puluhan wartawan dari berbagai media massa di Sumatra Barat (Sumbar) itu bertujuan untuk membekali insan wartawan dengan berbagai ilmu, yang diharapkan dapat membantu media massa “menjinakkan” mesin pencari (search engine) dan media sosial (medsos).
“Semoga pelatihan ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi rekan-rekan jurnalis khususnya. Dan bagi para pemateri, jangan pelit-pelit berbagi ilmu, karena ilmu itu semakin dibagi, maka akan semakin bertambah,” kata Oktoweri.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati menyebutkan, pelatihan ini merupakan rangkaian dari berbagai pembekalan dari PT Semen Padang untuk insan pers di Sumbar.
“Kali ini mungkin tentang SEO dan medsos. Ke depannya akan ada pembekalan-pembekalan lainnya, dengan topik dan tema yang berbeda tentu saja,” katanya.
Pelatihan tersebut menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidang masing-masing, yakni CTO katasumbar.com, Rizky Hidayat dan Tim Digital Haluan Media, Muhammad Irfan. Rizky Hidayat dalam pemaparannya mengatakan, dalam menyampaikan berita melalui website, media massa tak hanya memerhatikan kebutuhan pembaca, akan tetapi juga kebutuhan mesin pencari, seperti Google.
Pasalnya, agar berita yang ditulis bisa sampai ke target pembaca yang lebih luas, media massa terlebih dahulu mesti “menjinakkan” mesin pencari.
“Untuk ‘menjinakkan’ mesin pencari, kita harus tahu dulu apa yang diinginkan mesin pencari. Ambil contoh Google, yang punya aturan sendiri. Untuk bisa menjangkau target pembaca yang lebih luas, kita harus ‘bermain’ sesuai aturan main dan koridor yang diterapkan Google. Kalau tidak, maka akan percuma. Kan sayang, kita sudah capai-capai menulis berita, tapi tidak ada yang membaca,” katanya.
Dalam hal ini, SEO mutlak diperlukan agar berita yang diterbitkan di kanal berita online bisa bersaing di peringkat teratas mesin pencari, yang pada gilirannya akan menjangkau target yang lebih luas dan meningkatkan traffic kunjungan pembaca ke website yang bersangkutan.
Hal senada juga disampaikan oleh Tim Digital Haluan Media, Muhammad Irfan. Akan tetapi, berbeda dengan mesin pencari, tidak ada aturan baku dalam pengoptimalan medsos. Kendati demikian, medsos punya audiens yang lebih besar. Bagaimanapun, hampir seluruh orang di dunia memiliki medsos. Bahkan, tidak sedikit yang lebih banyak menghabiskan waktu di medsos ketimbang dunia nyata.
Menurutnya, kecepatan medsos dalam mengabarkan sesuatu memang tidak bisa dilawan. Namun ada kelemahan medsos yang dapat diisi oleh media arus utama, yakni medsos tidak bisa memuat informasi lengkap. Ada keterbatasan.
“Jadi, informasinya kita peroleh dari medsos, tetapi isi beritanya kita muat di media kita. Ini adalah peluang untuk mendapatkan isu utama,” ujarnya. (*)