“Melonjaknya harga baru bara itu, memaksa produsen semen di Indonesia untuk melakukan penyesuaian harga. Di sisi lain, beban oversupply masih menjadi masalah utama industri semen di dalam negeri,” katanya.
Dampak kenaikan biaya produksi, sebut Asri, tentunya juga memicu perang harga di pasar. Ada yang menerapkan strategi harga murah. Ini berdampak kepada perubahan peta market share di wilayah pemasaran masing-masing produsen.
Menghadapi kondisi seperti itu, manajemen mengimbau seluruh insan perusahaan untuk meningkatkan etos kerja, menerapkan efisiensi dan terus melakukan inovasi dan improvemen untuk menemukan cara kerja baru yang lebih efektif dan efisien. (*)