HARIANHALUAN.ID – Dinas Pertanian Kota Padang meminta kepada seluruh peternak dan pemilik sapi untuk tidak menolak pemberian vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pasalnya, sejauh ini vaksinasi masih merupakan langkah terpenting untuk mencegah laju penularan PMK di Kota Padang.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat mengatakan, pelaksanaan program vaksinasi PMK yang telah dilancarkan pihaknya sejak beberapa waktu yang lalu, meski jumlahnya relatif sedikit, namun penolakan peternak maupun pemilik sapi masih ditemukan.
“Iya, penolakan vaksinasi PMK masih ada meski angkanya sedikit. Padahal kita sudah menerjunkan tim untuk memberikan sosialisasi bahwa pemberian vaksinasi PMK ini sangatlah penting,” ujarnya, Minggu (28/7/2022).
Syahrial Kamat menyebutkan, pada umumnya para peternak yang memberikan penolakan vaksinasi, kebanyakan beralasan bahwa mereka harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari pemilik sapi lainnya. Ini cukup menghambat jalannya program vaksinasi.
Meski demikian, untuk mengantisipasi terjadinya hal seperti itu, Syahrial Kamat mengatakan bahwa sebelum menerjunkan tim vaksinator PMK ke lapangan, pihaknya sudah terlebih dahulu menerjunkan tim pendataan sekaligus penyuluh untuk memberikan edukasi.
“Nah, setelah data populasi sapi pasti kita dapatkan dari tim yang telah diterjunkan sebelumnya, maka baru tim vaksinator diterjunkan ke lapangan. Hal ini bertujuan agar dosis yang akan diberikan tersalurkan secara cepat, tepat, efektif dan tepat sasaran,” ucapnya.
Salah seorang peternak sapi di kawasan TPA Air Dingin, Tole (54) mengatakan bahwa penolakan peternak terhadap vaksinasi PMK sebagaimana yang telah disebutkan Kadis Pertanian tersebut, terjadi lantaran status kepemilikan sapi masing-masing sapi berbeda-beda.
“Sapi ini kan pemiliknya berbeda-beda. Ada peternak yang memang pemilik sapi langsung dan ada juga yang sekedar dititipi dan ditugaskan untuk melakukan pemeliharaan saja. Biasanya kawan-kawan yang menolak itu hanya ingin menunda waktu pemberian vaksinasi saja. Karena mereka tentu perlu berkomunikasi dan berkoordinasi dulu dengan pemilik sapinya,” ujarnya.
Tole juga mengungkapkan, sepengetahuan dirinya dalam menghadapi wabah PMK, para peternak sapi juga memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi dan menyembuhkan sapi yang sudah terkena gejala PMK.
“Kebanyakan rekan-rekannya sesama peternak sapi, selain dengan memberikan vaksinasi PMK ataupun vitamin penguat kepada sapi-sapi yang telah terindikasi terpapar PMK, kadangkala mereka juga mengandalkan racikan ramuan obat tradisional,” ujarnya. (*)