“Sebelumnya di sini dipasang jembatan darurat, namun karena kondisi tanah penyangganya semakin tergerus air maka jembatan itu dibuka, setelah jembatan darurat dibuka pengerjaan jalan darurat langsung dikerjakan,” katanya.
Dimana, jalan darurat ini dibuat dengan dilakukan dengan penimbunan tanah yang bagian tebingnya ditanam bambu guna memperkuat struktur tanah, agar tidak mudah tergerus air.
“Jadi untuk mengamankan jalan darurat tersebut pemerintah nagari membebaskan enam lahan warga untuk pembangunan selokan atau pemecah air bah. Pembebasan lahan untuk selokan tersebut juga merupakan permintaan pemprov untuk rencana pembangunan jembatan permanen,” katanya.
Ia berharap Pemprov Sumbar segera membangun jembatan permanen di daerah itu, karena jalan itu merupakan akses penting masyarakat.
Sementara itu, salah seorang pengendara Rendi Hakimi Sadri (32) mengatakan, semenjak akses jalan tersebut terputus dirinya harus melewati jalan alternatif yang jarak tempuhnya lebih jauh dengan kondisi jalan banyak yang rusak.
“Nah, kalau Jalan Luhuang sudah bisa dilewati tentu kami sebagai pengendara diuntungkan, dan saya rasa pedagang yang bergantung dengan jalan ini pun juga terbantu,” katanya. (*)