‘’Kabar baiknya lagi, Sumbar siap untuk serapan energi dalam jumlah besar untuk mendukung industri, bisnis, maupun pariwisata,’’ ungkapnya.
Surplus energi merupakan sinyal bahwa energi listrik di Sumbar sangat siap mendukung pertumbuhan ekonomi Sumbar. Namun begitu, lanjut Toni, data keekonomian Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumbar minus sejak 2013.
‘’Jadi Sumbar turun dalam pertumbuhan ekonomi bukan hanya karena faktor Covid-19 saja, namun sudah terjadi dalam beberapa tahun belakangan, sementara PLN sudah siap untuk ketersediaan energi yang dapat diserap,’’ lanjutnya.
Maka dari itu, lanjut Toni, dengan surplus daya yang besar, PLN UIW Sumbar kemudian berkontribusi mendukung kebutuhan suplai di provinsi tetangga melalui interkoneksi energi listrik Sumatera.
Sebagaimana harapan PLN, Mayjen Syachriyal berharap, listrik yang merupakan suatu kekayaan bangsa dapat berdaya dan bermanfaat secara maksimal. ‘’Menjadi tugas kita bersama, bukan hanya PLN untuk mendukung ketahanan energi yang lebih kuat dan mandiri dalam rangka pembangunan nasional,’’ lanjutnya.
Pada akhir kunjungannya, Mayjen Syachriyal pun menyampaikan agar energi listrik menjadi energi yang tetap mempertahankan harga yang sesuai untuk semua lapisan masyarakat, yaitu energi yang paling mendukung keekonomian bangsa.