Keramik Kachio Masuk Enam Besar Nominasi API 2022

Cendera Mata Berbentuk Sepatu dengan Jari Kaki Keluar

Keramik Kachio

HARIANHALUAN.ID – Cendera mata asal Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, Keramik Kachio dan Nagari Seribu Menhir di Nagari Maek, Kecamatan Bukik Barisan, masuk enam besar nominasi Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2022.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Lima Puluh Kota, Ali Hasan melakukan peninjauan ke lokasi pembuatan cendera mata keramik kachio di Nagari Andaleh, Rabu (7/9/2022) mengatakan bahwa proses nominasi sudah memasuki enam besar.

“Ada dua kategori di Lima Puluh Kota yang masuk nominasi enam besar API 2022. Pertama untuk situs sejarah, yaitu Nagari Seribu Menhir dan cendera mata Keramik Kachio yang kita lihat ini,” katanya.

Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Datuak Bandaro Rajo mengajak seluruh masyarakat termasuk perangkat daerah dan ASN melalui surat Nomor: 556/914/Parpora-LPK/VIII-2022. Hal ini ditujukan agar masyarakat bisa ikut memberi dukungan lewat media sosial.

Bisa melalui SMS dengan cara ketik API 121 kirim ke 99386 untuk Menhir dan ketik API 6F kirim ke 99386. Kemudian dengan memberikan like dan subscribe melalui chanel youtube API Award dengan melakukan like dan subscribe Situs Sejarah Nagari Seribu Menhir dan cendera mata Keramik Kachio.

“Mari sama-sama kita dukung, Menhir menuju penghargaan API yang tinggal beberapa langkah lagi menuju puncak. Sebab, saat ini Menhir, Maek dan Kachio Keramik Andaleh, sudah berada di enam besar. Vote melalui Sort Message Sending (SMS), youtube, instagram dan facebook akan menjadi penentu,” kata Ali Hasan.

Cendera mata Keramik Kachio sendiri memiliki bentuk unik, karya warga Andaleh, Adria itu berbentuk sepatu warna coklat. Meski berbentuk sepatu lengkap dengan talinya, jari-jarinya justru keluar dengan detail yang cukup menarik.

Adria yang melahirkan Keramik Kachio tersebut mengatakan bahwa dia mulai membuat karya keramik sejak 1990-an.

“Ini hanya proses kreatif saja. Karya ini lahir berkembang saja. Saya mulai membuat keramik sejak 1990-an. Ini karya yang keempat atau kelima. Yang sebelum-sebelumnya setiap karya saya selalu ditawar orang dan akhirnya dijual. Ini menjadi karya saya yang akhirnya saya putuskan untuk dikoleksi,” kata dia. (*)

Exit mobile version