Imral menambahkan, saat ini ada sebanyak 10.000 ribu lebih angkutan yang tergabung di Organda Sumbar dan sebagian besar merupakan angkutan umum dan sisanya merupakan angkutan barang.
“Jadi tarif yang naik 20-30 persen ini diterapkan baik itu untuk angkutan umum atau orang, maupun untuk angkutan barang,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa yang dikhawatirkan Sumbar saat ini berada tingkat inflasi tertinggi nomor 2 di Indonesia. Kemudian kenaikan harga BBM subsidi juga akan mempengaruhi aktivitas perekonomian secara keseluruhan. (*)