Dampak Kenaikan BBM, Dinas Koperindag Tanah Datar Bakal Gelar Operasi Pasar

Kabid Perdagangan Dinas Koperindag Kabupaten Tanah Datar, Yori Irawan

Kabid Perdagangan Dinas Koperindag Kabupaten Tanah Datar, Yori Irawan

HARIANHALUAN.ID – Akibat  kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), telah berdampak terhadap naiknya harga sejumlah kebutuhan bahan pokok pada sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tanah Datar.

Sehingga mendorong pihak Dinas Koperindag Kabupaten Tanah Datar untuk menyelenggarakan kegiatan operasi pasar.

“Melonjaknya harga bahan kebutuhan pokok pada sejumlah pasar di wilayah Kabupaten Tanah Datar sebagai dampak kenaikan BBM, tentunya membebani masyarakat,” tutur Kabid Perdagangan Dinas Koperindag Tanah Datar, Yori Irawan, Jumat (16/9/2022).

Oleh sebab itu, menurut Yori, pihaknya akan mencoba mengatasinya dengan menggelar operasi pasar pada sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tanah Datar.

Menurut Yori Irawan, Dinas Koperasi dan Perdagangan (Koperindag) Tanah Datar mencatat harga beras menjadi komoditi yang mengalami kenaikan signifikan. Beras jenis sokan saat ini dijual Rp13.500 per kilogram,  jenis anak daro dijual Rp14.000 per kilogram.

Harga ini naik dibandingkan Juli lalu, sebelum harga BBM naik. Kedua jenis beras itu berkisar Rp11.000 sampai Rp12.000 per kilogramnya.

Menurut Yori Irawan, kenaikan harga beras tidak terlepas dari kenaikan biaya angkut yang sangat dipengaruhi oleh harga BBM.

“Kalau kita persentasekan, kenaikan harga beras ini mencapai 14 persen dari harga normal. Naiknya harga beras ini tentunya tidak lepas dari biaya angkutan yang ikut naik,” tuturnya. 

Selain beras, menurut Yori, harga di atas normal juga terjadi pada komoditi lain, seperti cabai merah keriting. “Harga cabai merah keriting mengalami kenaikan sampai Rp70.000 per kilogram, sedangkan untuk harga normal Rp40.000 sampai Rp45.000  per kilogram,” katanya.

Yori memprediksi, harga cabai merah keriting akan bertahan di posisi Rp70.000. Namun demikian, harga akan berubah tergantung pada hasil panen cabai merah di Pulau Jawa. Sedangkan untuk harga kebutuhan lain masih terpantau normal.

“Kalau kebutuhan lain, masih terpantau normal dan hal ini bisa disebabkan daerah kita sebagai daerah penghasil, bukan mendatangkan produksi dari luar,” ujarnya.

Yori menambahkan, untuk mengendalikan dampak kenaikan BBM terhadap harga kebutuhan masyarakat di pasaran, Dinas Koperindag berencana akan melakukan operasi pasar. Meski demikian, rencana tersebut masih menunggu petunjuk teknis dari pimpinan.

“Dalam menekan harga dari dampak kenaikan harga BBM ini, sesuai instruksi pemerintah pusat, kita juga akan melakukan operasi pasar. Tapi sampai kini kami masih menunggu juknis dari penggunaaan dana belanja tidak terduga atau BTT,” tuturnya. (*)

Exit mobile version