“Ini perlu ditindaklanjuti dan disosialisasikan lagi demi mengoptimalkan pelaksanaan dan realisasi dari kegiatan ini, karena kita tidak ingin budaya kita dipandang sebelah. Makanya semua pihak yang ada berkewajiban untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan. Mulai dari masyarakat, tokoh-tokoh adat seperti ninik mamak, datuak-datuak, bundo kanduang dan pemangku lainnya. Suatu daerah akan maju dan dihargai, itu karena apresiasi dan menghargai para tokoh-tokoh adat kita yang telah berandil besar terhadap pembangunan daerah. Makanya peran tokoh-tokoh adat kita sangat dibutuhkan demi menjaga kebudayaan dan demi pembangunan nantinya,” katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Mardiana menyampaikan, kesenian anak nagari dan cagar budaya adalah sebuah upaya bagi kita untuk terus menjaga dan merawatnya. Sehingga pelaksanaan bimtek pelestarian cagar budaya ini sebagai upaya untuk mendorong hal tersebut.
“Dengan sinergi pemerintah dan nagari, kita mengharapkan budaya akan terus tumbuh dan terjaga. Oleh sebab itu, melalui bimtek ini kita perlu mencapai tujuan secara bersama untuk menyatukan pemahaman kita terhadap pentingnya upaya pelestarian cagar budaya yang berbasis nagari, demi menguatkan adat dan budaya yang dimulai dari masing-masing nagari,” katanya. (*)