Sedangkan, kata Adrinaldi, pada 2020 dan 2021 tidak dilaksanakan penilaian, karena dalam suasana pandemi Covid-19. Namun pada 2022 dilakukan perhitungan dua kali, yaitu semester 1 dengan IKM 82,38 persen dan semester 2 memperoleh IKM sebesar 84,06 persen.
Adrinaldi menyebutkan, tim penilai yang ditunjuk langsung oleh Gubernur Sumatra Barat ini merupakan tim independen yang bukan berasal dari internal Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, melainkan dari luar pemprov.
Tim penilai itu terdiri dari empat orang yang diketuai Edi Syafri (MUI Provinsi Sumatra Barat) dan tiga anggota tim penilai, yaitu Sawir Pribadi (perwakilan Pers Sumatera Barat), Siri Antoni (LKBN Antara), dan Aria (Dosen Unand).
Sementara Kepala Puskesmas Biaro, Annisa Sofyana mengatakan, inovasi yang menjadi unggulan dari Puskesmas Biaro ini bernama Aruni dan Intan (Cari Kunjungi Intervensi Santuni). Inovasi ini bertujan menuntaskan kasus risiko tinggi ibu dan anak TB dan ODGJ.
“Kami sudah berusaha semaksimalnya dan semampu kami yang terbaik, mudah-mudahan hasilnya sesuai dengan harapan kita bersama,” ujar Annisa.
Harapannya, dalam penilaian kali ini UPDT Puskesmas Biaro bisa menjadi yang terbaik dan mengharumkan nama Kabupaten Agam, dalam pelayanan prima dan inovasi pelayanan publik kedepannya. (*)