“Getolnya pemerintah dalam mengatasi stunting adalah untuk mencapai Indonesia emas Tahun 2045 nanti, angka stunting sudah tidak ada lagi di Indonesia,” ujarnya.
Kemudian, ulasnya, setelah anak lahir dan menyusui sampai masa umur anak dua tahun, ibu dan anak juga tidak boleh kurang gizi sesuai dengan pertumbuhan anak. Oleh sebab itu, katanya, ibu-ibu hamil dan menyusui agar selalu diperhatikan oleh tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader dan lain-lain.
Kemudian Nofrizal, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI yang juga mantan Kepala BKKBN Sumbar itu menambahkan, penyebab stunting itu ada tiga faktor, yaitu asupan gizi yang kurang, merencanakan kehamilan dan kelahiran dan terakhir adalah lingkungan yang tidak sehat.
Mantan Sekretaris Utama BKKBN Pusat itu juga menjelaskan bagaimana cara mengatasi stunting adalah dengan memperhatikan asupan gizi dimulai dari seribu hari pertama kehidupan.
“Buruknya akibat dari stunting itu, pada usia muda orang itu sudah mengalami penyakit generatif,” katanya.
Ia minta kepada Kemenag bersama jajarannya ke bawah agar tidak ada lagi memberikan dispensasi kepada orang mau menikah di bawah umur 19 tahun, untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan ibu bersalin.