Anggota DPR RI Darul Siska Ajak Masyarakat IX Koto Tekan Angka Stunting

HARIANHALUAN.ID – Anggota DPR RI Komisi IX Darul Siska, ajak masyarakat Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, untuk menurunkan angka stunting sebesar 10 persen.

“Kalau Camat IX Koto bisa menurunkan angka stunting 10 persen, perlu kita usulkan reward,” ucapnya, Sabtu (8/10/2022), dalam acara sosialisasi advokasi dan KIE penanganan stunting bersama mitra kerja BKKBN Provinsi Sumbar.

Dikatakan anggota Fraksi Partai Golkar itu di depan Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI, Nofrizal, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Sumbar, Desra, tokoh masyarakat yang juga Wakil Ketua DPRD Adi Gunawan, anggota Fraksi Partai Golkar Dharmasraya, Sasmi Erli, Camat IX Koto, Desmil, masyarakat setempat serta para kader dari angka 21,075 angka stunting yang ada di kecamatan paling pinggir Dharmasraya itu, masyarakat bersama Camat IX Koto bisa menurunkan menjadi angka 11 persen.

Karena, kata Darul Siska, masalah penurunan angka stunting tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja, karena tanpa ada kesadaran masyarakat untuk menjalankan hidup sehat, maka jumlah orang yang terkena stunting akan terus meningkat.

Oleh sebab itu, katanya, pemerintah selalu memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjadi atau masyarakat terkena oleh stunting, karena orang yang terkena stunting berawal dari sebelum lahir sampai umur dua tahun menyusui harus dijaga kualitas gizinya.

Korbid Pengendalian Penduduk BKKBN Sumbar, Desra memberikan edukasi terhadap masyarakat yang hadir, bahwa stunting terjadi karena ibu-ibu kekurangan gizi selama kehamilan, sedangkan pertumbuhan otak anak dimulai dari dalam kandungan semenjak masa kehamilan tiga bulan harus diberikan gizi yang cukup sampai pada masa kehamilan sembilan bulan.

“Getolnya pemerintah dalam mengatasi stunting adalah untuk mencapai Indonesia emas Tahun 2045 nanti, angka stunting sudah tidak ada lagi di Indonesia,” ujarnya.

Kemudian, ulasnya, setelah anak lahir dan menyusui sampai masa umur anak dua tahun, ibu dan anak juga tidak boleh kurang gizi sesuai dengan pertumbuhan anak. Oleh sebab itu, katanya, ibu-ibu hamil dan menyusui agar selalu diperhatikan oleh tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader dan lain-lain.

Kemudian Nofrizal, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI yang juga mantan Kepala BKKBN Sumbar itu menambahkan, penyebab stunting itu ada tiga faktor, yaitu asupan gizi yang kurang, merencanakan kehamilan dan kelahiran dan terakhir adalah lingkungan yang tidak sehat.

Mantan Sekretaris Utama BKKBN Pusat itu juga menjelaskan bagaimana cara mengatasi stunting adalah dengan memperhatikan asupan gizi dimulai dari seribu hari pertama kehidupan.

“Buruknya akibat dari stunting itu, pada usia muda orang itu sudah mengalami penyakit generatif,” katanya.

Ia minta kepada Kemenag bersama jajarannya ke bawah agar tidak ada lagi memberikan dispensasi kepada orang mau menikah di bawah umur 19 tahun, untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan ibu bersalin.

“Pemerintah sangat getol untuk menyosialisasikan, karena angka kematian ibu hamil dan melahirkan mencapai 305 per seratus ribu,” ucapnya.

Pada akhir acara, Anggota DPR RI, Darul Siska didampingi Wakil Ketua DPRD Dharmasraya, Adi Gunawan dan anggota DPRD Sasmi Erli memberikan doorprize kepada masyarakat yang hadir guna memotivasi masyarakat menuju hidup sehat. (*)

Exit mobile version