Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda), Gusdian Laura S.K.M. yang mewakili Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro R. menyatakan, Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki banyak potensi, seperti potensi SDA yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainnya.
Selain itu, Kabupaten Lima Puluh Kota berada di lokasi strategis karena dilalui oleh jalur yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau. Namun potensi yang dimiliki tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena masih banyak permasalahan, hambatan dan tantangan pembangunan, termasuk kesenjangan antarwilayah.
Ia merinci, kebijakan pertumbuhan wilayah diarahkan pada sektor pertanian melalui pengembangan agribisnis. Diharapkan keterlibatan USU dapat lebih meningkatkan perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota seperti kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatra Barat lainnya. Kontribusi tertinggi secara sektor di wilayah ini adalah pertambangan sedangkan komoditas unggulannya adalah padi sawah yang terdapat banyak di Kecamatan Situjuah dan Limo Nagari.
Di sisi lain, Walikota Payakumbuh yang diwakili oleh Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Elzadaswarman, S.K.M, M.P.M., menyatakan, kolaborasi, sinergi dan konektivitas antarlembaga tidak dimaksudkan untuk bersaing tapi untuk berkolaborasi menyelenggarakan pembangunan. Jika urusan kecil kita tak bisa urus, bagaimana urus urusan besar? terangnya.
Lebih jauh ia memaparkan laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh secara keseluruhan yang menuntut peningkatan. Untuk itu Kota Payakumbuh harus mampu melihat sektor yang berpotensi meningkatkan PDRB-nya. Dilihat dari kontribusi terhadap PDRB, maka sektor perdagangan besar dan eceran adalah sektor yang berperan besar dalam pembentukan PDRB Kota Payakumbuh. Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang dijadikan sebagai sektor basis/unggulan. Dari hasil pengelompokan sektor lapangan usaha sesuai brand Kota Payakumbuh sekarang “City of Randang”.
Dari segi kemampuan Kewirausahaan (entrepreneurship) perlu dilakukan pembinaan terhadap pelaku IKM di Kota Payakumbuh. Sehubungan dengan itu, penguasaan teknologi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan potensi IKM sebagai sektor industri pengolahan karena dinilai sebagai sektor potensial dalam meningkatkan PDRB Kota Payakumbuh. Selain sentra rendang sentra UMKM yang telah dibentuk lainnya seperti sentra tenun, sentra makanan ringan dan sentra jamur juga perlu dioptimalkan. Khusus untuk rendang, UMKM Dapur Mutiara asal Kota Payakumbuh berhasil mengekspor 1 ton bumbu rendang ke Hamburg, Jerman.