Menurutnya, stup lebah ini merupakan bantuan yang sangat tepat sekali diberikan. Apalagi, stup lebah ini untuk budidaya madu galo-galo yang modal budidayanya sedikit, pemeliharaannya mudah dan harganya lebih tinggi dibandingkan madu lain. “Makanya, kami apresiasi PT Semen Padang atas bantuannya,” kata Wardarusmen.
Ia pun juga mengajak masyarakat Sawahlunto untuk terus meningkatkan budidaya madu, termasuk madu galo-galo yang memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi propolis, sehingga bisa meningkatkan kesehatan dan manfaatnya juga dapat mendorong program pencegahan stunting dan juga ramah lingkungan.
“Jadi, sangat banyak kelebihan dari madu galo-galo ini. Makanya, ini perlu kita dorong bersama. Apalagi, madu begitu istimewa dan tercatat dalam Al-Qur’an sebagai obat penyembuh segala penyakit, yaitu Surat An-Nahl, ayat 68-69. An-Nahl dalam bahasa Arab berarti lebah. Makanya ini perlu kita dorong bersama,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta. Kata dia, stup lebah galo-galo bantuan dari dana CSR PT Semen Padang untuk difabel ini, tentunya menjadi momentum bagi Kota Sawahlunto, karena penyerahannya juga bertepatan dengan pencanagan Kota Sawahlunto sebagai sentral madu Provinsi Sumbar.
“Selain pencanangan sebagai sentral madu di Sumbar, HPS ini sekaligus juga menjadi pencanangan pengendalian inflasi di Sawahlunto. Tentunya, madu yang memiliki nilai ekonomis yang begitu tinggi initentunya akan dapat menjadi salah satu indikator pengendalian inflasi di Sawahlunto. Makanya, kami juga berterima kasih atas bantuan stup lebah galo-galo ini,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sawahlunto, Neldaswenti yang juga Ketua Forum Komunikasi Keluarga Difabel Indonesia Chapter Sawahlunto, juga mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang atas bantuan stub lebah galo-galo untuk keluarga difabel yang berjumlah empat keluarga. “Masing-masing keluarga, akan diberikan empat stup lebah galo-galo,” katanya.
Difabel ini, katanya melanjutkan, juga menjadi misi dari Wakil Wali Kota Sawahlunto, Zohirin Sayuti. Misi itu adalah misi kedelapan, yaitu kelompok marginal yang pada umumnya berasal dari keluarga kurang mampu. Apabila orangtuanya meninggal dunia, tentu mereka butuh biaya hidup untuk selanjutnya.