Turunkan Angka Stunting di Lima Puluh Kota, 119 Penyuluh Agama Lakukan Edukasi

Kemenag Lima Puluh Kota

Kepala Kantor Kemenag Lima Puluh Kota, Irwan (tengah). IST

HARIANHALUAN.ID – Sesuai dengan seruan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lima Puluh Kota menerjunkan sebanyak 119 penyuluh agama untuk menurunkan prevalensi angka stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Kepala Kantor Kemenag Lima Puluh Kota, Irwan mengungkapkan, unit kerja seperti Kantor Urusan Agama (KUA) dikerahkan mengedukasi stunting pada calon pengantin dikegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin).

“Literasi stunting akan diberikan dalam pengurusan pernikahan di KUA, seperti di tahapan bimwin, kita akan tanamkan pentingnya pencegahan stunting kepada pasangan pengantin yang akan menikah,” ujarnya, Minggu (6/11/2022).

Sebelumnya, pada awal Oktober 2022, Kantor Wakil Presiden menyelenggarakan halaqoh nasional pelibatan penyuluh agama, dai dan daiyah dalam penurunan stunting yang dipancarkan secara nasional melalui daring.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Kondisi ini memiliki efek jangka panjang hingga menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya (kerdil).

Status prevalensi stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota tercatat 28,2 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), secara nasional target prevalensi stunting pada angka 14,2 persen.

Untuk menurunkan kasus stunting, per Agustus 2022 telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang juga melibatkan jajaran Kantor Kementerian Agama Lima Puluh Kota.

Penyuluh agama memiliki kiat tersendiri untuk melakukan literasi stunting, Irwan menyebut, para penyuluh agama bakal menyampaikan penanggulangan stunting melalui bahasa keagamaan yang mudah dipahami kepada objek binaan di wilayah tugas masing-masing.

“Sebelumnya para penyuluh agama ini telah dibekali pengetahuan yang cukup tentang fenomena stunting melalui berbagai kegiatan sosialisasi, rapat koordinasi dan kegiatan lain baik di tingkat kabupaten maupun tingkat kecamatan,” kata Irwan.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya mendukung para calon pengantin (catin) untuk memanfaatkan aplikasi elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil), inovasi badan kependudukan dan keluarga berencana nasional.

Dikatakan Irwan,  aplikasi elsimil merupakan langkah preventif untuk memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.  

“Elsimil, BKKBN termasuk yang disosialisasikan di KUA, dari keterangan yang diinput maka aplikasi ini bisa mendeteksi potensi catin melahirkan anak stunting nantinya, sehingga catin bisa merencanakan tunda hamil terlebih dahulu,” ucap Irwan. (*)

Exit mobile version