Dari hasil capaian pendampingan kepada catin melalui elsimil, jumlah TPK yang registrasi di elsimil 96,1 persen. “Kami berharap kab/kota dapat meningkatkan dan memperbaiki registrasi TPK pada 2023. Jumlah catin yang sudah registrasi dan didampingi tahun 2022 baru mencapai 63,5 persen,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Sekretasi Utama (Sestama) BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto mengatakan, perlu sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk dapat memberikan intervensi dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Terutama lokasi khusus (lokus) prioritas, sehingga terwujud SDM unggul yang sehat dan berkualitas di Sumatra Barat,” ujarnya.
Tavip menyebutkan, berdasarkan data SSGI 2022 prevalensi stunting di Sumbar yang naik 1,9 persen memang mengejutkan dan menimbulkan pertanyaan. Sebab, berbagai intervensi telah dilaksanakan selama tahun 2022.
“Tentu angka ini menjadi konsen kita bersama kedepannya. Ternyata ada beberapa kabupaten yang naik dan ada yang turun. Harapannya bagi daerah yang naik tidak menimbulkan demotivasi. Yang penting tetap semangat untuk menurunkan angka itu,” ujarnya. (*)