“Rumah kami hancur, pencaharian kami tidak ada lagi, sementara angsuran di bank wajib kami bayar pak, karna petugas bank sudah menghubungi kami untuk membayar ansuran. Jangankan bayar angsuran di bank, untuk makan saja kami masih mengandalkan sumbangan dari donatur,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Riko (34), semenjak gempa bumi terjadi, sampai sekarang ia belum bekerja. Sebagai buruh bangunan, sampai saat ini ia belum mendapatkan pekerjaan.
“Jangankan bayar cicilan di bank, untuk membeli kebutuhan sehari-hari kami susah. Karena harta benda dan peralatan rumah sudah terkubur di reruntuhan gempa,” katanya. (*)
Reporter: Osniwati