Suhu Udara di Sumbar Meningkat, BMKG Imbau Warga Kurangi Aktivitas di Luar Rumah

Suhu Udara

Ilustrasi suhu udara

HARIANHALUAN.ID – BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau-Padang Pariaman mengatakan terjadi peningkatan suhu udara di Sumatra Barat (Sumbar), beberapa waktu terakhir. 

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau-Padang Pariaman, Yudha Nugraha kepada Haluan, Kamis (27/4/2023). Hal itu juga menjadi penyebab kondisi suhu jauh lebih panas dan membuat gerah dari hari biasanya. Namun, Yudha menyebut kondisi itu masih normal.

“Karena kalau kita melihat dari suhu udara maksimum harian, meskipun terdapat peningkatan dari suhu biasanya 30-31 derajat menjadi 32-35 derajat, namun belum dikategorikan sebagai cuaca ekstrem, karena masih dalam kategori normal,” ucapnya.

Yudha juga menyangkal peningkatan suhu udara di Sumbar diakibatkan merupakan gelombang panas yang diprediksi di beberapa negara. “Untuk kondisi di Sumbar bukan karena gelombang panas,” kata dia.

Jika dilihat secara klimatologisnya untuk bulan Mei-Juni beberapa daerah di Sumbar merupakan musim kemarau, sehingga minim pertumbuhan awan-awan, termasuk juga di daerah lainnya di Indonesia.

Lebih jauh BMKG mencatat, suhu tertinggi mencapai 35,2 derajat pada tanggal 24 April, namun saat ini suhu mulai kembali turun mengingat sudah terlihat pertumbuhan awan hujan pada siang-sore hari.

“Oleh karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas pada siang hari yang terik, terutama antara pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB. Mengingat di waktu tersebut merupakan periode dimana nilai ultraviolet maksimum,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat juga dapat mengantisipasi dengan menggunakan pelindung dari sinar matahari langsung, seperti payung, topi, tabir surya, serta menjaga cairan tubuh. “Untuk perkiraan kami, beberapa hari ke depan hujan sudah mulai kembali turun, sehingga suhu udara maksimum relatif lebih rendah dari sebelumnya,” ucanya.

Kondisi peningkatan suhu udara juga diungkapkan sejumlah warga di Kota Padang. Salah satunya mahasiswa UNP, Widya (22). “Lebih panas iya terasa. Paling kalau tidak terlalu urgent di rumah saja. Kalau keluar juga harus pakai sun block biar ndak gosong kulitnya,” ucapnya.

Warga lainnya yang berdomisili di Kota Solok, Maisy (31) juga mengungkapkan hal senada. “Di rumah nyaris non stop 24 jam hidupin kipas, karena kepanasan. Saya rasa sepertinya lebih panas dari hari biasa. Ada kemarin hujan sebentar, tapi habis itu panas lagi,” ucapnya. (*)

Exit mobile version