Saat ini, kata Soni, lantai jembatan yang terbuat dari papan tersebut banyak yang lapuk, sehingga tidak layak dilewati. Meskipun pemerintah nagari, badan usaha milik nagari dan pokdarwis setempat sebagai pengelola objek wisata telah berupaya memperbaikinya dengan cara swadaya, namun tidak mampu mengakomodir perbaikan seluruh bagian jebatan.
Akibatnya masih ada bagian jembatan tidak memiliki lantai dan bagian lainnya tidak layak untuk dilalui wisatawan. Soni juga mengatakan, meskipun saat ini pihaknya telah memiliki dana untuk membeli kayu, namun belum mampu untuk memperbaiki seluruh bagian lantai jembatan yang lapuk.
“Kebutuhannya sekitar lima sampai tujuh kubik kayu. Namun kami akan berupaya mencari dana dari sumber lainnya untuk memperbaiki jembatan itu,” katanya.
Ia menjelaskan, jembatan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan lokasi wisata kuliner dengan objek wisata pantai. Meskipun di daerah itu terdapat jalur lainnya, yaitu jembatan bambu dan beton muara, namun tidak layak dilalui wisatawan karena bambu sudah lapuk dan yang beton sering tertutup air laut ketika pasang naik.
Sementara itu, Tenaga Ahli dari anggota DPRD RI, John Kenedi Azis, Asmadi mengatakan, Jhon mengetahui kondisi jembatan itu pada beberapa hari yang lalu, ketika ia berkunjung ke objek wisata Pantai Tiram dan menikmati kuliner di sana.
“Pada saat itu beliau merasa miris dengan kondisi jembatan dan berniat untuk membantu. Kondisi jembatan tersebut bisa membuat wisatawan jatuh dan ini dapat menjadi citra negatif untuk wisata Padang Pariaman,” kata Asmadi, yang juga Ketua DPD Golkar Padang Pariaman itu.