Ia menyebut, peluang ini harus membuka mata semua pihak terhadap peluang pemanfaatan pengelolaan hutan energi dalam upaya menyejahterakan masyarakat yang bermukim di dalam atau di sekitaran kawasan hutan Sumbar.
“Sumbar mesti bisa menjadi pemain utama dalam proses transisi energi ini. Pengelolaan hutan energi bisa dilakukan melalui skema pemanfaatan Perhutanan Sosial Sumbar,” ucapnya.
Senada dengan itu, Pegiat lingkungan dan pakar EBT Nasional asal Sumbar, Sukri Saad menjelaskan, proyek hutan energi saat ini telah mulai dikerjakan pemerintah di kawasan timur Indonesia, tepatnya di gugusan empat pulau besar di Maluku.
Yakninya Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Aru dan Pulau Tanimbar. Di daerah tersebut penanaman besar-besaran tanaman hutan energi berupa Kaliandra, Gamal dan Eucalytptus telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu.
“Perusahaan tempat saya bekerja ini sedang menargetkan pembangunan Lima juta hektare lahan perkebunan tanaman Bio Massa di seluruh Indonesia,” ucap Sukri Saad yang pernah bergabung bersama PT Indonesia Power ini.
Pria yang akrab disapa Uwan ini menyebut, program hutan energi yang telah berjalan di empat pulau besar di Maluku itu, dijalankan berbasisi sosial kemasyarakatan.
Bahkan dikatakannya, perusahaan energi asing multinasional asal Amerika itu, bahkan juga telah berhasil mengembangkan produk tanaman lokal kebanggan masyarakat asli Maluku yakninya tanaman pala unggul yang cepat berbuah.