Tak jarang, ungkap Gubernur, ia mendapati kondisi sarana sanitasi vital tersebut berbanding terbalik dengan kondisi restoran atau masjid yang elok dan bersih.
“Kemudian, untuk yang punya restoran, toiletnya tolong dirapikan. Masjid-masjid yang di pinggir jalan juga,” ujarnya mengingatkan.
Lebih lanjut, Gubernur menggarisbawahi premanisme dan pungutan-pungutan liar yang kerap terjadi. Ia menekankan agar dua hal ini ditertibkan.
Terakhir, Gubernur menyoroti warga yang berusaha mengumpulkan iuran dari pengendara yang melintas di tengah jalan. Ia meminta agar kegiatan ini sedapat mungkin dihentikan karena dapat mengancam keselamatan warga itu sendiri dan berpotensi mengganggu kelancaran arus lalu-lintas.
“Kemudian kami harap jangan ada premanisme. Kalau perlu pakai peraturan. Kalau belum ada aturannya, tolong dibuat. Kalau ingin memperbaiki jalan, tidak perlu berdiri di tengah jalan pakai katidiang, berbahaya, Bapak/Ibu. Ini termasuk juga untuk yang ingin membangun masjid. Jangan. Berbahaya,” pungkasnya. (*)