Pelaksanaan Pesantren Ramadan di Padang Banyak Langgar Prokes

Pesantren Ramadan

Sejumlah siswa sedang mengikuti kegiatan pesantren Ramadan di Masjid Raya Ganting, Selasa (12/4/2022). FARDIANTO

HALUANNEWS, PADANG — Pelaksanaan pesantren Ramadan bagi pelajar di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), banyak yang melanggar protokol kesehatan (prokes).

Pantauan Harianhaluan.di di Masjid Raya Ganting, Kelurahan Gantiang Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, pada Selasa (12/4/2022) terlihat guru dan murid tidak menggunakan masker, serta tidak menjaga jarak antar sesamanya.

Sekretaris Panitia Pesantren Ramadan Masjid Raya Ganting, Deni Anis mengatakan, pihaknya selalu mengingatkan baik guru ataupun siswa selalu mematuhi prokes.

“Kami selalu minta agar taat prokes. Namun banyak dari mereka yang melepaskan maskernya dan meletakkan di dagu. Setelah ditegur, selang beberapa menit saja mereka kembali melepaskan maskernya,” ujarnya.

Dikatakannya, jumlah peserta pesantren Ramadan di Masjid Raya Ganting sebanyak 247 orang, di antaranya 136 murid SD dan 111 siswa SMP.

“Pelajar SMP belajar dari Subuh hingga pukul 09.00 WIB. Sedangkan murid SD dari pukul 09.30 WIB hingga selesai salat Zuhur,” ujarnya.

Terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Robert Candra menyampaikan bahwa BPBD memiliki tim untuk memantau penerapan prokes ke masjid-masjid yang ada di Kota Padang secara bergiliran.

“Kami (BPBD Padang) ada tim untuk pengawasan terhadap kegiatan pesantren Ramadan. Di sana kita akan mengarahkan agar tetap taat terhadap prokes,” ujarnya.

Robert Candra mengatakan, pihaknya sering menemukan kegiatan pesantren yang melanggar prokes. Apalagi pada saat belajar berkelompok. Mereka sering berdekatan dan tidak menggunakan masker.

“Ini sering kita temukan. Saat belajar bersama, mereka satu arah menghadap ke depan dan masih taat, namun saat berkelompok mereka banyak yang abai prokes,” katanya.

Untuk itu, pihaknya memberikan teguran dengan sanksi tidak berupa hukuman, melainkan sifat jera dalam hal mendidik, seperti disisihkan dari kelompok dan diminta menggunakan maskernya.

“Kebanyakan mereka meletakan maskernya di dagu dan ada juga yang tidak pakai masker. Makanya kami juga mengantisipasi dengan membawakan, serta membagikan masker kepada santri yang tidak ada maskernya,” ucapnya. (*)

Exit mobile version