Masjid Muhammadan Akan Gelar Itikaf 10 Hari Terakhir Ramadan

Masjid Muhammadan

Masjid Muhammadan di Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

HALUANNEWS, PADANG – Ramadan adalah bulan suci bagi umat muslim. Para muslim dan muslimah terus berlomba-lomba untuk memperbanyak ibadah. Salah satu ibadah yang dilakukan yaitu itikaf.

Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid dengan melakukan berbagai macam ibadah, seperti tilawah, salat dan ibadah-ibadah lainnya.

Kegiatan itikaf adalah ibadah sunah yang dilakukan para umat muslim, ketika sudah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadan untuk mengejar malam kemuliaan Lailatul Qadar.

Salah satu masjid yang mengadakan kegiatan itikaf yaitu Masjid Muhammadan, yang terletak di Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

Masjid Muhammadan merupakan peninggalan komunitas muslim keturunan India di Padang yang dibangun pada Tahun 1834.

Pengurus Masjid Muhammadan, Haji Syafril menyampaikan bahwa selama Ramadan masjid ini selalu ramai dikunjungi, terutama memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan untuk mengejar malam kemuliaan Lailatul Qadar.

“Setiap tahun masjid kami selalu ramai. Terutamanya pada 10 malam terakhir Ramadan khususnya di malam-malam ganjil,” ujarnya kepada Harianhaluan.id, baru-baru ini.

Dikatakannya, ramainya jemaah yang hadir semata-mata mengharapkan ampunan dosa yang terdahulu maupun yang akan datang, dan pahala yang berlipat di bulan suci ini.

“Bulan ini adalah bulan yang penuh ampunan. Insyaallah dosa kita, baik itu yang lalu atau akan datang semoga diampuni Allah SWT,” katanya.

Menurutnya, saat beritikaf hendaknya perbanyak membaca Al-Qur’an, beristighfar, bersalawat dan ibadah lain sebagainya. Terlebih bagus jika dilakukan di masjid, karena akan mendapatkan pahala yang berlipat.

“Pada malam awal puasa ini sudah ada beberapa jemaah kita yang sudah berada di masjid. Mereka datang menjelang Magrib hingga Subuh, dan kembali lagi esok harinya,” katanya lagi.

Haji Syafril juga menyampaikan, ada ratusan jemaah yang akan berdiam diri di Masjid Muhammadan pada 10 malam terakhir tersebut. Sedikitnya, 200 jemaah muslim dan muslimah.

“Kami akan sediakan sekitar 200 orang. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Padang saja, namun juga dari daerah-daerah tetangga, seperti Pariaman,” ujarnya.

Mereka, sambungnya, terlebih dahulu mendaftarkan diri dan menyumbangkan perharinya untuk biaya selama di masjid. Biaya tersebut, nantinya akan digunakan untuk berbuka puasa dan makanan sahur, serta kebutuhan lainnya.

Lebih jauh Haji Syafril menyampaikan, para jemaah akan makan dengan cara yang disunahkan dan lebih mengikuti Rasulullah SAW, yaitu makan berjemaah atau berkelompok. Makan seperti ini dapat mendatangkan keberkahan dan menjalin silaturahmi antar sesama.

“Kami hidupkan kembali kebiasaan ini. Namanya makan pakai talam (jamba), yang satu porsi dapat dimakan secara bersama-sama atau sekitar empat orang satu porsinya,” ucapnya.

Untuk itu, Haji Syafril mengajak umat Islam untuk melaksanakan ibadah sunah istimewa yang hanya ada di bulan Ramadan ini, agar bisa sama-sama mendapat berkah dan malam kemuliaan Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir Ramadan 1443 H. (*)

Exit mobile version