Kapasitas Pemangku Adat Diperkuat, Gen-Z Harus Paham Budaya dan Nilai Adat

niniak mamak upacara adat


PADANG, HARIANHALUAN,ID- Generasi Z sebagai pewaris, harus paham mengenai nilai adat dan budaya Minangkabau. Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) sebagai stakeholder yang mengawal perlindungan dan pelestarian budaya begitu massif melakukan pembinaan terhadap seniman, budayawan dan pemangku adat melalui bimbingan teknis (bimtek) peningkatan kapasitas di beberapa daerah di Sumbar.

Kali ini, kegiatan bimtek peningkatan kapasitas dilaksanakan terhadap pemangku adat di Luhak Limopuluah Kota, dengan mengusung tema “Maambiak Contoh Ka Nan Sudah, Maambiak Tuah Ka Nan Manang”. Bimtek digelar di Rumah Sawiyah, Lubuak Batingkok, Kabupaten Limapuluh Kota, Kamis (23/11/2023).

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Syaifullah yang diwakili Sub Koordinator Adat Bidang Sejarah Adat dan Nilai-nilai Tradisi Ridho Arifandi, S.STP mengungkapkan, di era globalisasi dan teknologi informasi serba modern saat ini, adat dan budaya Minangkabau dihantam habis-habisan oleh masuknya budaya barat.

Dengan kondisi tantangan saat ini, ninik mamak dan bundo kanduang menghadapi tugas yang berat untuk membimbing anak kemenakan dan suku kaum di nagarinya.

Ridho menambahkan, tahun lalu, pemerintahan pusat telah mengeluarkan Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumbar. Di mana, Pasal 5 huruf C UU tersebut menegaskan Sumbar memiliki karakteristik yang khas dengan falsafah hidup Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). “Dengan hadirnya UU ini, alhamdulillah, negara mengakui kearifan lokal Minangkabau,” terangnya.

Kalau disandingkan dengan nilai falsafah ABS-SBK, menurut Ridho, tugas ninik mamak dan bundo kanduang sangat berat menjalaninya. Ninik-mamak dituntut memiliki empat sifat Nabi Muhammad SAW, yakni sidik, tablig, amanah dan fatonah. Selain harus memiliki empat sifat nabi, kecerdasan seorang pemangku adat juga harus dimiliki untuk menghadapi tantangan saat ini.

“Jadi alangkah berat tugas pemangku adat, ninik mamak dan bundo kanduang di zaman sekarang. Terutama dengan tantangan budaya barat yang memengaruhi generasi muda kita saat ini, yang ingin bagaimana generasi muda kita tidak mengenal lagi adat dan budayanya,” ungkapnya.

“Di sini peran kami melaksanakan kegiatan ini. Agar tugas dan tanggungjawab ninik mamak dan bundo kanduang tidak lepas, yakni sama-sama melestarikan adat dan budaya. Agar generasi muda peduli kepada adat dan budaya kita. Anak muda sekarang butuh proses, tidak instan. Tugas berat kita menjaga mereka dan mewariskan adat budaya kepada mereka. Saat ini sangat sedikit generasi milenial atau Gen-Z yang ingin belajar dan budaya,” ungkapnya.

Ridho juga mengucapkan terima kasih kepada Anggota DPRD Sumbar, Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo yang telah peduli dengan adat dan budaya Minangkabau. Melalui dana aspirasinya menghadirkan kegiatan bimtek bagi pemangku adat yang digelar saat ini.

Bimtek ini menurutnya, juga perwujudan dari Program Unggulan (Progul) Provinsi Sumbar, yakni Sumbar Religius dan Berbudaya. Di mana turunannya, Dinas Kebudayaan Sumbar melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) pembinaan terhadap seniman, budayawan dan masyarakat adat.

Bimtek yang diikuti 90 ninik mamak dan bundo kandung yang berasal dari Luhak Limopuluah Kota hari ini menghadirkan nara sumber, Anggota DPRD Sumbar, Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo dengan materi “Peran Legislatif dalam Melestarikan Adat dan Budaya Minangkabau”, Tokoh Adat dan Budaya Minangkabau, Yus Dt Parpatiah dengan materi “Menyingkap Wajah Minangkabau”.

Anggota DPRD Sumbar, Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo mengatakan, bimtek dilaksanakan berdasarkan aspirasi ninik mamak dan tokoh masyarakat. Bimtek ini sangat penting karena perkembangan zaman dan tekhnologi informasi saat ini anak kemenakan wawasannya lebih luas dari ninik mamak. Karena itu, ninik mamak harus tingkatkan kapasitas, agar bisa mengayomi anak kemenakannya.

“Kita ingin ninik mamak memiliki pengetahuan dan wawasan lebih luas untuk dapat mengangkat perekonomian masyarakat di nagari masing masing dan adat salingka nagari. Dibutuhkan ujung tombak pelestarian budaya. Dengan adat dan budaya yang kuat, kita juga berharap bisa ada wisata budaya yang hidup yang bisa dipromosikan sebagai pemancing wisatawan mancanegara dan daerah lain untuk berkunjung ke Sumbar,” harapnya.

Nurkhalis juga mengapresiasi kehadiran Yus Dt Parpatiah yang bersedia memberikan materi pada bimtek hari ini. “Kehadiran Yus Dt Parpatiah ini adalah orang yang dirindukan ninik mamak dan pemangku adat, karena beliau maestronya Adat Minangkabau. Di era 1980 dan 1990, kaset beliau banyak beredar di masyarakat. Yus Dt Parpatiah pakarnya yang dapat memberikan semangat ninik mamak kembalikan adat dan budaya Minangkabau,” ungkapnya.(*)

Exit mobile version