PADANG, HARIANHALUAN.ID – BPBD Sumatra Barat (Sumbar) telah melakukan mitigasi di tingkat kabupaten kota, mengingat sudah naiknya level Gunung Merapi menjadi Level III (Siaga).
Upaya mitigasi tersebut berupa imbauan kepada masyarakat dan menyiapkan daerah-daerah evakuasi sementara.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat (Sumbar), Fajar Sukma mengatakan, bahwa mengingat sudah naiknya level Gunung Merapi menjadi level III, BPBD sudah melakukan upaya mitigasi di tingkat kabupaten kota.
“Upaya mitigasi sudah dilakukan di tingkat kabupaten kota, terutama menyiapkan daerah-daerah yang nantinya akan digunakan untuk tempat pengungsian dan evakuasi sementara,” katanya, Rabu (10/1/2024).
Dikatakannya, ada tiga daerah yang akan dijadikan tempang pengungsian dan evakuasi sementara. Daerah tersebut meliputi Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
“Daerah cakupan tersebut merupakan daerah yang memungkinkan aman bagi pengungsi. Titik evakuasi tersebut diantaranya Kota Padang Panjang ada 17 titik, Kabupaten Tanah Datar enam titik dan Kabupaten Agam 10 titik. Titik-titik evakuasi tersebut terdiri dari masjid-masjid, komplek pasar, sekolah-sekolah, lapangan, serta halaman perkantoran,” ujarnya.
Lebih lanjut ia katakan bahwa tempat-tempat yang akan menjadi pusat evakuasi sudah disiapkan seiring dengan persiapan pemasangan tenda dan mengukur estimasi kemampuan dan kekuatan tenda yang akan dipasang.
“Upaya mitigasi sudah termasuk tenda pengungsi, persiapan makanan siap saji, kebutuhan keluarga, alat-alat kebersihan, selimut dan sebagainya yang diperkirakan menjadi kebutuhan sehari-hari dan yang paling penting adalah kelompok rentan, orang tua, ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak, serta disabilitas akan diprioritaskan,” ucapnya.
Menyikapi status level siaga, masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) dua radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Merapi sudah diinstruksikan untuk mengosongkan wilayah tersebut.
Disebutkannya juga bahwa ada delapan rumah warga yang berada di sekitar kawah diminta untuk kooperatif meninggalkan rumahnya.
“Mereka diarahkan untuk mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing berada di luar wilayah yang berkemungkinan terkena dampak erupsi. Untuk daerah Kota Bukittinggi, kami juga mengimbau selalu waspada saja karena lokasinya juga lumayan jauh dari pusat erupsi,” ujarnya.
Kemudian ia katakan, koordinasi di tingkat stakeholder dan OPD terkait sudah dilakukan, serta peringatan kesiapsiagaan kepada Dinas Kesehatan untuk disampaikan kepada puskesmas dan pustu untuk menyiapkan obat-obatan dan masker.
“BPBD juga menyiapkan masker sebagai bentuk kesiapsiagaan PP apabila nanti situasinya semakin memburuk. Dinsos juga dikerahkan untuk menyiapkan bantuan berupa dapur umum, bantuan logistik di pengungsian. Meskipun belum sepenuhnya dikerahkan, tapi sudah diminta untuk standby,” tuturnya.
Fajar menambahkan bahwa TNI, Polri, serta Forkopimda kabupaten kota juga diarahkan untuk terus siap siaga menghadapi situasi terburuk.
“Mereka sudah diarahkan untuk melakukan rencana kontinjensi berupa memasang rambu-rambu evakuasi saat situasi memburuk, agar masyarakat tidak kalang kabut karena arah evakuasi sudah jelas,” ujarnya.
Ia menyebutkan, imbauan juga sudah dilakukan secara menyeluruh disampaikan berupa instruksi dan surat edaran untuk menjauhi KRB 2 radius 4,5 kilometer dari puncak kawah Gunung Merapi. Di luar jalur itu, seperti KRB satu dan daerah yang berjarak lima kilometer dari pusat erupsi masih boleh melakukan aktivitas seperti biasa. (*)