Menurut Edo, selain didukung bassis massa yang cukup kuat dan mengakar, tingginya kans kemenangan para caleg ini, juga ditunjang dengan penyebaran Atribusi Alat Peraga Kampanye (APK) cukup massif dan mencolok.
Kurangnya penyebaran atribusi kampanye ini, menurut Edo, menjadi kelemahan utama dari para Caleg Incumbent yang diprediksi akan terlempar dari pertarungan kontestasi Pileg kali ini.
“Kelemahan para Incumbent yang akan tergeser, lebih kepada tidak terasa atau tidak menonjolnya apa yang telah diperbuat mereka di mata masyarakat. Baik di Dapil 1 atau 2,” jelasnya lagi.
Apabila mayoritas Caleg DPR RI petahana lainnya terlempar karena tidak masifnya penyebaran APK, maka menurut Edo satu kursi DPR-RI dari PAN, akan hilang karena Asli Chaidir tidak lagi mencalonkan diri dan malah memutuskan memajukan anak kandungnya yakninya Dean Asli Chaidir.
“Walaupun atribut Dean Asli Chaidir cukup massif, namun memindahkan suara dari seorang ayah ke anak ternyata tidak semudah itu, apalagi sosok Dean Asli Chaidir juga tidak dikenal masyarakat Kota Padang dan daerah lainnya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, secara garis besar, masyarakat pemilih Sumbar juga cenderung menyukai wajah-wajah baru. Hal ini menjelaskan kenapa sosok Caleg seperti Rahmat Saleh, Zigo Rolanda dan Cindy Monica diprediksi terpilih menjadi Anggota DPR-RI dari Sumatra Barat.
“Khusus untuk Cindy Monica, dia bisa dikatakan adalah satu-satunya Caleg perempuan muda yang sangat massif memasang atribut. Selain itu Cindy juga aktif turun ke masyarakat dengan posisinya sebagai Bendahara Nasdem Sumbar,” pungkas Edo mengakhiri. (*)