PADANG, HALUAN — Capaian vaksinasi Covid-19 di Sumatra Barat sudah mencapai 50 persen lebih atau 2,2 juta penerima untuk dosis pertama. Namun sejumlah realisasi pada tingkat kabupaten/kota masih rendah.
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan, secara umum capaian vaksinasi Covid-19 di Sumbar mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak pelaksanaan gebyar Sumbar Sadar Vaksin atau Sumdarsin. Beberapa daerah, seperti Kota Padang bahkan hampir mencapai target kekebalan komunal atau herd immunity dengan realisasi penyuntikan vaksin Covid-19 sebanyak 66,37 persen.
“Ini akan terus kita evaluasi dan kita laksanakan hingga akhir tahun, dalam mencapai target 70 persen masyarakat sudah menerima vaksin. Setelah kita kejar dosis pertama maka akan kita fokuskan dosis kedua,” kata Arry kepada Haluan Selasa (23/11).
Berdasarkan laman vaksin.kemkes.go.id, capaian vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama sudah mencapai 50,89 persen atau 2,24 juta orang, dan untuk dosisi kedua 24,68 persen atau 1,087 orang, dari target penerima sebanyak 4.408.509 penerima. Kelompok lansia tercatat sebagai penerima vaksin terendah yaitu 26,01 persen untuk dosis pertama dan 9,59 persen untuk dosis kedua.
Arry membenarkan, capaian vaksinasi untuk kelompok lansia masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lansia yang sedang mengidap penyakit lain dan kendala mobilitas lansia ke tempat vaksinasi.
“Vaksinasi lansia ini sebenarnya masih banyak pertimbangan, karena ada kemungkinan yang penyakit bawaan juga. Kemudian mobilitas lansia yang juga terbatas. Kita tengah siapkan cara agar mempercepat vaksinasi lansia, salah satu caranya kita kunjangan rumah untuk lansia,” katanya.
Sementara itu, Arry menambahkan, realisasi vaksinasi di beberapa kabupaten/kota tercatat masih berada 50 persen yaitu Kabupaten Padang Pariaman dengan angka 32,15 persen dan Kabupaten Agam 32,84 persen. Dua daerah tersebut akan menjadi prioritas dalam percepatan vaksin menjelang tahun baru.
Sedangkan beberapa daerah lain, sambung Arry sudah mencapai 50 persen lebih. Capaian vaksinasi tertinggi saat ini Kota Padang Panjang yaitu 96,39 persen, lalu Kota Bukittinggi 80,89 persen dan Kota Sawahlunto dengan angka 76,26 persen.
Ia menekan, percepatan vaksinasi merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Termasuk juga dalam mencegah lonjakan kasus pada momen liburan natal dan tahun baru.
“Kita tetap berupaya meningkatkan vaksinasi, termasuk di kabupaten/kota. Kita usahakan juga untuk meraih capian nasional dengan gebyar. Kita lihat peningkatan yang berbeda, artinya gebyar ini sudah baik pelaksanaanya. Kita akan cari pola lain jika suatu saat dibutuhkan. Mungkin bisa kita kejar masyarakat di pelosok-pelosok secara serentak nanti di Sumbar,” tuturnya.
Terpisah, Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur meminta seluruh tokoh masyarakat, ulama dan ninik mamak untuk terlibat aktif dalam mengejar target vaksinasi di daerah tersebut. Sebab program Sumdarsin dinilai belum cukup untuk meningkatkan capaian vaksinasi di Padang Pariaman.
“Walaupun sudah beberapa kali mengadakan gebyar vaksinasi covid-19 di setiap kecamatan, hampir setiap hari melakukan pelayanan vaksinasi Covid-19, upaya ini ternyata belum cukup untuk mencapai target vaksinasi di Padang Pariaman. Maka dari itu, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat, wali nagari dan wali korong sangat diharapkan. Terutama dalam memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya vaksinasi dan manfaat bagi diri, keluarga dan lingkungannya,” kata Suhatri Bur.
Ia menyebutkan, capaian vaksinasi di Kabupaten Padang Pariaman baru mencapai 109.982 orang atau 32,1 persen untuk dosis pertama dari target penerima sebanyak 342.586 orang. Angka tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kabupaten atau kota lainnya di Sumatera Barat.
“Minimal 80 persen dari sasaran vaksinasi sudah mendapatkan dua dosis vaksinasi Covid-19, sehingga terbentuk kekebalan kelompok dan terputusnya rantai penularan dari Covid-19. Dengan demikian, seluruh aktivitas bisa kembali normal seperti sediakala dan perekonomian masyarakat bisa kembali bangkit,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Yutiardi Rifa’i menyampaikan beberapa permasalahan yang menyebabkan capaian vaksin masih rendah, seperti belum optimalnya dukungan bersama dari jajaran penyelenggara pemerintahan di tingkat nagari, kecamatan dan kabupaten.
“Selain itu, kesadaran beberapa kelompok tertentu tentang pentingnya vaksinasi juga masih rendah. Antara lain kelompok nelayan, kelompok penerima bantuan, kelompok tani dan kelompok lainnya. Penyebab lainnya juga dikarenakan belum optimalnya kerja beberapa tim vaksinator puskesmas. Hal itu dilihat dari capaian per harinya dan masih kurangnya kepedulian masyarakat untuk di vaksin Covid-19 dengan masih percaya dengan berita hoaks,” katanya.
Yutiardi juga menyampaikan, permasalahan data juga menjadi penghambat percepatan vaksinasi, karena terdapat selisih 1.354 data, antara rekapan manual dengan data dari dashboard KPC-PEN. Hal ini disebabkan beberapa hal, diantaranya belum semua sasaran yang divaksin diinputkan ke dalam aplikasi PCare.
“Banyak data NIK yang telah terpakai ditempat lain di luar Padang Pariaman, sehingga tidak dapat diinputkan. Terdapat data yang telah diinputkan di PCare namun belum diselesaikan penginputan, sehingga tidak terbaca di dashboard KPC-PEN dan sekitar 463 data sasaran yang telah dilaporkan secara manual tapi masuk ke aplikasi PCare kabupaten kota lain, sehingga otomatis tidak masuk ke pelaporan Dashboard Kabupaten Padang PariamanPADANG, HALUAN— Capaian vaksinasi Covid-19 di Sumatra Barat sudah mencapai 50 persen lebih atau 2,2 juta penerima untuk dosis pertama. Namun sejumlah realisasi pada tingkat kabupaten/kota masih rendah.
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan, secara umum capaian vaksinasi Covid-19 di Sumbar mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak pelaksanaan gebyar Sumbar Sadar Vaksin atau Sumdarsin. Beberapa daerah, seperti Kota Padang bahkan hampir mencapai target kekebalan komunal atau herd immunity dengan realisasi penyuntikan vaksin Covid-19 sebanyak 66,37 persen.
“Ini akan terus kita evaluasi dan kita laksanakan hingga akhir tahun, dalam mencapai target 70 persen masyarakat sudah menerima vaksin. Setelah kita kejar dosis pertama maka akan kita fokuskan dosis kedua,” kata Arry kepada Haluan Selasa (23/11).
Berdasarkan laman vaksin.kemkes.go.id, capaian vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama sudah mencapai 50,89 persen atau 2,24 juta orang, dan untuk dosisi kedua 24,68 persen atau 1,087 orang, dari target penerima sebanyak 4.408.509 penerima. Kelompok lansia tercatat sebagai penerima vaksin terendah yaitu 26,01 persen untuk dosis pertama dan 9,59 persen untuk dosis kedua.
Arry membenarkan, capaian vaksinasi untuk kelompok lansia masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lansia yang sedang mengidap penyakit lain dan kendala mobilitas lansia ke tempat vaksinasi.
“Vaksinasi lansia ini sebenarnya masih banyak pertimbangan, karena ada kemungkinan yang penyakit bawaan juga. Kemudian mobilitas lansia yang juga terbatas. Kita tengah siapkan cara agar mempercepat vaksinasi lansia, salah satu caranya kita kunjangan rumah untuk lansia,” katanya.
Sementara itu, Arry menambahkan, realisasi vaksinasi di beberapa kabupaten/kota tercatat masih berada 50 persen yaitu Kabupaten Padang Pariaman dengan angka 32,15 persen dan Kabupaten Agam 32,84 persen. Dua daerah tersebut akan menjadi prioritas dalam percepatan vaksin menjelang tahun baru.
Sedangkan beberapa daerah lain, sambung Arry sudah mencapai 50 persen lebih. Capaian vaksinasi tertinggi saat ini Kota Padang Panjang yaitu 96,39 persen, lalu Kota Bukittinggi 80,89 persen dan Kota Sawahlunto dengan angka 76,26 persen.
Ia menekan, percepatan vaksinasi merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Termasuk juga dalam mencegah lonjakan kasus pada momen liburan natal dan tahun baru.
“Kita tetap berupaya meningkatkan vaksinasi, termasuk di kabupaten/kota. Kita usahakan juga untuk meraih capian nasional dengan gebyar. Kita lihat peningkatan yang berbeda, artinya gebyar ini sudah baik pelaksanaanya. Kita akan cari pola lain jika suatu saat dibutuhkan. Mungkin bisa kita kejar masyarakat di pelosok-pelosok secara serentak nanti di Sumbar,” tuturnya.
Terpisah, Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur meminta seluruh tokoh masyarakat, ulama dan ninik mamak untuk terlibat aktif dalam mengejar target vaksinasi di daerah tersebut. Sebab program Sumdarsin dinilai belum cukup untuk meningkatkan capaian vaksinasi di Padang Pariaman.
“Walaupun sudah beberapa kali mengadakan gebyar vaksinasi covid-19 di setiap kecamatan, hampir setiap hari melakukan pelayanan vaksinasi Covid-19, upaya ini ternyata belum cukup untuk mencapai target vaksinasi di Padang Pariaman. Maka dari itu, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat, wali nagari dan wali korong sangat diharapkan. Terutama dalam memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya vaksinasi dan manfaat bagi diri, keluarga dan lingkungannya,” kata Suhatri Bur.
Ia menyebutkan, capaian vaksinasi di Kabupaten Padang Pariaman baru mencapai 109.982 orang atau 32,1 persen untuk dosis pertama dari target penerima sebanyak 342.586 orang. Angka tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kabupaten atau kota lainnya di Sumatera Barat.
“Minimal 80 persen dari sasaran vaksinasi sudah mendapatkan dua dosis vaksinasi Covid-19, sehingga terbentuk kekebalan kelompok dan terputusnya rantai penularan dari Covid-19. Dengan demikian, seluruh aktivitas bisa kembali normal seperti sediakala dan perekonomian masyarakat bisa kembali bangkit,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Yutiardi Rifa’i menyampaikan beberapa permasalahan yang menyebabkan capaian vaksin masih rendah, seperti belum optimalnya dukungan bersama dari jajaran penyelenggara pemerintahan di tingkat nagari, kecamatan dan kabupaten.
“Selain itu, kesadaran beberapa kelompok tertentu tentang pentingnya vaksinasi juga masih rendah. Antara lain kelompok nelayan, kelompok penerima bantuan, kelompok tani dan kelompok lainnya. Penyebab lainnya juga dikarenakan belum optimalnya kerja beberapa tim vaksinator puskesmas. Hal itu dilihat dari capaian per harinya dan masih kurangnya kepedulian masyarakat untuk di vaksin Covid-19 dengan masih percaya dengan berita hoaks,” katanya.
Yutiardi juga menyampaikan, permasalahan data juga menjadi penghambat percepatan vaksinasi, karena terdapat selisih 1.354 data, antara rekapan manual dengan data dari dashboard KPC-PEN. Hal ini disebabkan beberapa hal, diantaranya belum semua sasaran yang divaksin diinputkan ke dalam aplikasi PCare.
“Banyak data NIK yang telah terpakai ditempat lain di luar Padang Pariaman, sehingga tidak dapat diinputkan. Terdapat data yang telah diinputkan di PCare namun belum diselesaikan penginputan, sehingga tidak terbaca di dashboard KPC-PEN dan sekitar 463 data sasaran yang telah dilaporkan secara manual tapi masuk ke aplikasi PCare kabupaten kota lain, sehingga otomatis tidak masuk ke pelaporan Dashboard Kabupaten Padang Pariaman,” ujarnya. (h/mg-dar/mg-sci)