Sebelumnya, pemprov bersama pemerintah kabupaten/kota terdampak bencana banjir bandang lahar dingin erupsi Gunung Marapi mengusulkan dana pemulihan pasca bencana senilai Rp1,6 trilliun kepada pemerintah pusat.
Dana tersebut, dibutuhkan untuk melakukan pemulihan kondisi Sumbar pascaditerjang bencana. Baik untuk perbaikan infrastruktur yang hancur, relokasi masyarakat terdampak hingga rehabilitasi lahan-lahan pertanian masyarakat yang rusak.
Data terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, bencana banjir bandang lahar dingin erupsi Gunung Marapi yang menerjang sejumlah Kabupaten Kota di Sumbar pada Jumat (11/5/2024) malam lalu itu, menewaskan 63 orang tewas, serta membuat 10 orang korban masih dinyatakan hilang.
Bencana tersebut juga telah memaksa 4.064 orang mengungsi dan mengakibatkan 1.110 unit rumah rusak berat. Musibah itu juga berdampak terhadap 1.210 rumah, 15 unit sarana pendidikan, dua unit sarana kesehatan, serta 28 unit rumah ibadah.
Selain itu, terjangan bencana juga merusak dua unit bangunan lainnya, 227 unit sarana perdagangan, 1,202 unit irigasi, 23 unit PDAM/Pamsimas, 55 unit jembatan, merusak jalan raya di 54 titik, mematikan 27,320 ternak masyarakat berbagai jenis serta menghancurkan lebih kurang 908,003 hektare lahan pertanian.
“Total angka kerugian sementara diperkirakan mencapai angka Rp516.825.216.036,00,” ucap Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumbar, Hansastri saat memimpin konferensi pers perkembangan penanganan bencana banjir bandang erupsi Gunung Marapi, Jumat (7/6/2024) silam. (*)