Lewat sistem pemberdayaan berbasis kemitraan, masyarakat dapat menikmati berbagai kemudahan. Mulai dari bantuan akses permodalan, pendampingan, penyediaan bibit dan pakan berkualitas tinggi, hingga jaminan pemasaran pascapanen.
Berbagai program pemberdayaan ekonomi peternak yang dilancarkan Japfa Comfeed di Ranah Minang, bahkan juga ikut berkontribusi langsung terhadap program-program peningkatan kesejahteraan peternak yang terus di akselarasi pemerintah daerah sejak empat tahun terakhir.
Spirit kebersamaan membangun ekonomi masyarakat Sumbar ini, menjadi tambahan energi bagi pemulihan ekonomi Sumbar yang sempat luluh lantah dilanda pandemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun berturut-turut.
“Wujud nyatanya, PT Japfa Comfeed memberikan dukungan penuh terhadap jalannya gerakan ASN makan telur yang dirancang Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, sebagai langkah penyelamatan ekonomi masyarakat peternak yang terdampak pandemi. Di samping itu, kami juga memberikan perhatian bagi masyarakat Sumbar yang terkena musibah bencana alam sejak beberapa tahun terakhir,” tambahnya.
Hilirisasi Produk Peternakan; Wujudkan Kecukupan Gizi Hingga Optimalisasi Sumber Ekonomi Potensial Daerah
Head Of Unit Japfa Padang Andriawan Yudihananto berharap, harmonisnya kolaborasi antar dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah di Sumbar, terus berlanjut ke level yang lebih tinggi. Termasuk dalam mendorong terwujudnya hilirisasi produk peternakan dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat.
“Dengan potensi sektor peternakan Sumbar yang sangat luar biasa, hilirisasi adalah suatu keharusan. Jalan itu harus ditempuh untuk mewujudkan ketangguhan pangan serta mewujudkan kesejahteraan peternak Sumatra Barat,” tegasnya.
Lewat hilirisasi produk peternakan, masyarakat bisa mendapatkan produk yang beragam dalam upaya memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Sementara bagi peternak, akan ada nilai tambah dalam setiap produk olahan yang mereka hasilkan.
“Jadi produk peternakan yang dihasilkan tidak melulu telur atau daging saja. Harus ada proses pengolahan lebih lanjut yang akan meningkatkan harga jual produk peternakan. Seperti, susu botolan, Yoghurt, kue berbahan dasar telur, dan lain sebagainya,” ucapnya menerangkan.
Selain ideal sebagai ujung tombak program pengentasan stunting hingga ke pelosok Nagari, ia juga meyakini hilirisasi aneka produk peternakan akan turut memberikan angin segar bagi pertumbuhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sumatra Barat.
Jika upaya ini serius dilakukan, jumlah serapan tenaga kerja Sumatra Barat otomatis bertambah. Sehingga, tidak lagi bertumpuk di perkotaan, tetapi menyebar hingga ke sudut-sudut Nagari yang menyimpan potensi Hijauan Pakan Ternak (HPT) berkualitas tinggi dengan jumlah tak terbatas.
“Luasan lahan hingga Iklim Sumbar sangat mendukung dalam upaya pengembangan potensi hilirisasi produk peternakan. Japfa Comfeed Sumatra Barat siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan program multiefek ini,” tegas Andriawan Yudihananto.
Di lain sisi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (Dinkes Sumbar), Lila Yanwar, menyambut baik dukungan yang selama ini telah diberikan jajaran PT Japfa Comfeed yang beroperasi di wilayah Sumatra Barat terhadap program pengentasan stunting berbasis diversifikasi pangan hasil hilirisasi produk peternakan.
Lila menegaskan, diversifikasi pangan bernutrisi hewani tinggi adalah keharusan di tengah mendesaknya upaya penyelamatan generasi muda Sumbar dan Indonesia dari bayang-bayang ancaman stunting.
“Kerja-kerja penyelamatan bangsa tidak bisa dikerjakan hanya oleh pemerintah. Semua pihak harus ambil andil dalam pengentasan stunting di Sumbar,” ujarnya kepada Haluan Kamis (19/9) kemarin.
Selaku Kadinkes Sumbar, Lila menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus kepada PT Japfa Comfeed Indonesia wilayah Sumbar, yang selama ini telah ikut berperan dalam program pengentasan stunting di Sumatra Barat.
Ia menilai, upaya diversifikasi pangan bernutrisi, telah menjadi salah satu tujuan dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi bayi, ibu hamil, dan balita. Namun, selama ini, upaya itu memang baru terbatas pada pemenuhan asupan gizi nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
“Kita punya program Rumah Gizi. Lewat program itu, kader Posyandu kita melatih dan mengajari ibu-ibu untuk memasak aneka olahan produk sayuran. Seperti kue wortel, kue labu, dan lain sebagainya,” terangnya.
Dengan memberikan pengetahuan tata cara memasak dan mengolah sayuran menjadi makanan bergizi, kaum ibu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan asupan gizi anak secara maksimal dengan potensi sumber daya yang ada di kebun maupun pekarangan rumah masing-masing.
“Makanya, kita sangat mendukung adanya program penyaluran bantuan ayam petelur. Dengan cara itu, ketahanan pangan maupun kecukupan gizi rumah tangga akan lebih terjamin,” ucapnya lagi.
Lila meyakini, hilirisasi produk peternakan Sumatra Barat dapat tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Di samping menjadi sumber ekonomi potensial bagi daerah, hilirisasi aneka produk ternak juga akan memastikan tercukupinya kebutuhan asupan gizi masyarakat.
“Dalam upaya menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045, saya kira mendorong terwujudnya ekosistem industri hilirisasi produk pertanian Sumbar adalah keharusan yang tidak boleh ditunda-tunda,” tegasnya.
Respons positif juga disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sumatra Barat, Sukarli. Ia mengakui, PT Japfa Comfeed Indonesia adalah mitra strategis pemerintah daerah dalam mewujudkan banyak hal demi kesejahteraan masyarakat Sumatra Barat.
“Sudah banyak hal yang dilakukan Japfa Comfeed bagi Sumbar. Termasuk pemberdayaan ekonomi peternak dan menumbuhkan peternak muda di berbagai tempat di Sumatra Barat,” ujarnya kepada Haluan Kamis (19/9).
Sukarli menuturkan, sektor peternakan menjadi salah satu fokus perhatian Pemerintah Provinsi Sumatra Barat di era kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy.
Sejak empat tahun terakhir, Pemprov Sumbar bahkan telah mengalokasikan 10 persen APBD bagi sejumlah sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan,kehutanan dan kelautan.
“Tidak kurang dari sejuta unggas dan ratusan ekor sapi, kerbau, dan kamping, telah kita salurkan kepada masyarakat yang tergabung dalam kelompok ternak dampingan dalam empat tahun terakhir,” ucap Sukarli menjelaskan.
PT Japfa Comfeed Wilayah Sumatra Barat, kata Sukarli, adalah salah satu perusahaan yang ikut memastikan bibit ternak bantuan yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat berkualitas tinggi.
“Dengan sistem kemitraan yang dijalankan PT Japfa Comfeed, peternak tidak perlu khawatir lagi pada musim hasil panen akan dijual kemana. Sebab, mereka sekaligus bertindak sebagai Off Taker,” ucap Sukarli mengakhiri. (h/*).