Proses optimalisasi dan rehabilitasi lahan pertanian terdampak, dilakukan dengan menggunakan alat berat untuk menyingkirkan material banjir bandang seperti batu, kayu berukuran besar serta material vulkanik yang menimbun lahan pertanian masyarakat.
“Optimalisasi dan rehabilitasi lahan akan dimaksimalkan sampai akhir tahun sebelum tutup anggaran. Ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri serta usulan Gubernur kepada pemerintah pusat pasca terjadinya rentetan bencana alam yang menerjang Sumatra Barat,” jelasnya.
Melalui kegiatan optimalisasi dan rehabilitasi, pemerintah berharap lahan pertanian masyarakat terdampak kembali produktif dan bisa digarap oleh masyarakat sehingga tidak menimbulkan kerawanan pangan.
“Untuk jaringan irigasi primer dan sekunder yang ikut rusak akibat bencana, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDA-BK) Sumbar telah melakukan pemetaan. Langkah antisipasi sementara, akan kita dorong lewat pompanisasi,” tambahnya.
Ia meyakini, kerusakan lahan pertanian akibat bencana yang terjadi di enam Kabupaten Kota, tidak akan berimbas terhadap kerawanan pangan di daerah Sebab menurutnya, lahan terdampak masih terbilang tidak begitu luas.
“Kita berharap kerjasama dari masyarakat sekitar. Yang penting sekarang, adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan lahan itu agar kembali bisa digarap. Harapan kita memang lahan itu tidak berubah fungsi,” pungkasnya. (*)