Plt Gubernur Napak Tilas Jejak Sejarah Soekarno di Wisma Ranggam

BANGKA, HARIANHALUAN.ID- Setelah kunjungannya ke Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Plt Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy, melanjutkan perjalanannya ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Jumat (18/10/2024).

Tujuan utama kunjungannya kali ini adalah untuk bersilaturahmi dengan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Provinsi Babel dalam upaya mendukung program swasembada ternak di wilayah tersebut.

Tidak hanya membahas sektor peternakan, Audy yang ditemani sejumlah pejabat Pemprov Sumbar, termasuk Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan SDM Maswar Dedi, Kepala Dinas Pariwisata Luhur Budianda, Kepala Biro Adpim Mursalim, Kepala Badan Penghubung Aschari Cahyaditama, dan Pj.

Kepala Biro Umum Noli juga menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu situs bersejarah di Muntok, yaitu Wisma Ranggam.

Wisma Ranggam, yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, adalah bangunan bergaya Eropa yang pernah menjadi tempat persinggahan tokoh-tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia, termasuk Presiden Soekarno.

Bangunan bersejarah ini berjarak sekitar 136 kilometer dari Pangkalpinang, dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam 30 menit. Wisma Ranggam merupakan salah satu bukti penting dari masa pasca-kemerdekaan Indonesia, ketika beberapa pemimpin bangsa diasingkan ke Muntok oleh pemerintah kolonial Belanda.

“Saat ini kami berada di Bangka Barat, dan ternyata ada jejak sejarah yang sangat berharga di sini. Ini adalah tempat pengasingan Presiden Soekarno dan beberapa tokoh penting lainnya setelah proklamasi kemerdekaan. Di antaranya Menteri Luar Negeri H. Agus Salim, Menteri Pengajaran Ali Sastroamidjojo, serta Wakil Perdana Menteri Muhammad Roem,” ujar Audy.

Selain Soekarno dan tokoh-tokoh tersebut, Wakil Presiden RI pertama, Muhammad Hatta, juga pernah diasingkan di Bangka, tepatnya di Pesanggrahan Menumbing. Ia berada di sana bersama tokoh-tokoh penting lainnya, seperti Mr. Assaat, Commodore Soerya Darma, dan AK Pringgodigdo. Kelompok ini kemudian dikenal dengan sebutan “Kelompok Hatta.”

Audy mengungkapkan, meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, namun pada tahun 1949, kedaulatan penuh masih dalam proses negosiasi dengan Belanda. “Sejarah ini penting untuk kita pahami, karena mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk meraih kedaulatan bangsa ini tidaklah mudah,” tambahnya.

Sebagai informasi lanjut Audy, Wisma Ranggam kini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Bangka Barat. Setiap tahun, ratusan pengunjung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, datang untuk melihat langsung jejak-jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

“Bangunan ini dilestarikan sebagai cagar budaya yang mengingatkan generasi muda akan pentingnya memahami sejarah bangsa,” ujarnya. (*)

Exit mobile version