PADANG, HARIANHALUAN.ID— Bidang Humas (Bidhumas) Polda Sumbar menggelar sosialisasi pencegahan dan penanggulangan terorisme, radikalisme serta Intoleransi bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam dan Pengembangan Al-Quran (STAI-PIQ).
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Polri dalam mencegah serta membendung penyebaran paham terorisme, radikalisme maupun intoleransi yang rentan menyasar generasi muda Sumatra Barat.
“Kegiatan sosialisasi dan edukasi ini bertujuan untuk mencegah dan melindungi generasi muda Sumbar khususnya kalangan mahasiswa dari paparan paham radikal.” ujar Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan.
Untuk memberikan pemahaman mendalam bagi para peserta terkait bahaya paham-paham radikal, kata Dwi, dalam kegiatan ini pihaknya sengaja menghadirkan salah seorang mantan penganut paham ideologi radikal yang telah insaf. Yakninya Ustadz Defrizal S.Pd.
“Beliau berbagi pengalaman dan memberikan nasihat serta pesan-pesan kepada mahasiswa agar tidak terjerumus ke dalam gerakan radikal,” ucapnya
Sosialisasi pencegahan penyebaran paham radikal ini, direspon positif Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAI-PIQ Sumbar, Wilrahmi Izati. Ia menekankan pentingnya acara tersebut bagi mahasiswa dan mahasiswi agar mereka terhindar dari ideologi radikal dan intoleran.
“Kegiatan ini kita menghadirkan sebagian mahasiswa saja, kita berharap mahasiswa yang hadir ini menyampaikan lagi materi yang didapat kepada teman-temannya yang lain, agar kampus kita terhindar dari paham radikalisme dan intoleran,” ucap Wilrahmati.
Dia berkomitmen seluruh mahasiswa-mahasiswi berikut para dosen untuk mencegah adanya paham radikalisme dan intoleran di kampus tersebut.
“Bentuk komitmen kita, seperti kita welcome dengan orang yang datang ke kampus untuk silaturahmi, maupun kegiatan-kegiatan dan pelatihan seperti ini,” ujarnya
Pada kesempatan itu, Ustaz Defrizal mantan penganut paham radikal yang diundang sebagai narasumber berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak terjerumus ke dalam gerakan radikal.
Defrizal juga mengimbau mahasiswa untuk selalu kritis terhadap propaganda ekstrem dan memperkuat pemahaman metodologi keagamaan yang benar.
“Karakter warga Sumbar ini, apabila tidak cocok dengan pemahamannya, dia pasti akan lawan. Potensi paham radikalisme itu ada di Sumbar, salah satunya saya, saya tergaet gara gara itu dulu, Dengan logika kita orang Minang ini sangat berpotensi untuk itu. Untuk itu saya berharap kepada pemimpin pusat bisa mengayomi warga termasuk yang ada di daerah ini, agar tidak terpapar paham ini ke daerah,” katanya. (*)