Namun, lanjut Marhen, karena status pendemi belum dicabut pemerintah, maka pelaksanaan Festival Hoyak Tabuik dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Selain berbagai prosesi itu, pihaknya juga akan melaksanakan lomba membuat Tabuik Ketek (Tabuik Kecil) dengan tinggi 1 meter hingga 1,5 meter, yang akan diikuti oleh 71 desa dan keluruhan yang ada di Kota Pariaman.
“Kami menggelar lomba ini untuk memeriahkan Festival Hoyak Tabuik 2022, juga agar seluruh desa dan kelurahan di Pariaman punya rasa memiliki festival tersebut,” katanya.
Ia berharap dengan adanya pelaksanaan Festival Hoyak Tabuik Tahun 2022 ini biaa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Pariaman, karena belajar dari kegiatan sebelumnya iven ini sangat banyak dikunjungi oleh wisatawan.
“Selain itu, wisatawan juga dapat berlama-lama tinggal di kota tersebut sambil menyaksikan festival yang diselenggarakan hanya satu kali dalam setahun ini,” katanya. (*)