Sementara itu, perwakilan PT. EDC Panas Bumi Indonesia, Zulfikar, menyatakan apresiasinya terhadap keterbukaan Pemkab Solok dalam menjembatani dialog antara masyarakat dan investor. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan menjalankan proyek dengan prinsip kehati-hatian dan transparansi.
“Kami berkomitmen menjunjung prinsip keterbukaan dan kehati-hatian dalam setiap tahapan, termasuk studi kelayakan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa proyek ini bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan energi bersih nasional, tetapi juga membuka peluang manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dari sisi pemerintahan kecamatan, Camat X Koto Singkarak, Chrismon Darma, mengungkapkan keprihatinan atas berkembangnya isu-isu yang belum berdasar di tengah masyarakat, termasuk ajakan untuk melakukan aksi unjuk rasa sebelum eksplorasi dimulai.
“Kegiatan eksplorasi belum dimulai, tapi spanduk penolakan sudah bermunculan. Kami mengajak masyarakat tetap tenang dan menempuh jalur komunikasi,” katanya. Ia meminta warga agar tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumbernya.
Menurut Chrismon, pihak kecamatan terus melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, niniak mamak, dan perangkat nagari guna menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari potensi konflik horizontal di lapangan.
Audiensi ini ditutup dengan rencana penyusunan strategi sosialisasi menyeluruh, termasuk pemetaan tokoh masyarakat dan stakeholder lokal. Hasil pertemuan tersebut akan segera dilaporkan kepada Bupati Solok sebagai dasar pelaksanaan kegiatan edukasi kepada masyarakat. (*)