PADANG, HARIANHALUAN.ID – Nagari Batu Bajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, yang berada di kaki Gunung Talang sejatinya memiliki potensi wisata alam yang sangat besar. Dengan pemandangan indah, udara sejuk, dan keberadaan embung (telaga) yang tak pernah kering, kawasan ini sangat potensial menjadi destinasi wisata unggulan. Namun sayangnya, potensi besar ini belum dikelola secara optimal oleh masyarakat setempat.
Permasalahan utama yang dihadapi nagari ini adalah keterbatasan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan dan mengelola wisata secara profesional. Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Negeri Padang (UNP), Tia Ayu Ningrum, mengungkapkan bahwa masyarakat dan pemerintah nagari sebenarnya sudah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), tetapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai dalam pengelolaan wisata.
Selain itu, embung yang seharusnya bisa menjadi magnet wisata air, seperti rakit wisata atau area rekreasi keluarga, masih belum dikembangkan. Hal ini juga diperparah oleh minimnya kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi dari sektor pariwisata. Akibatnya, potensi alam yang melimpah belum memberikan dampak nyata terhadap kesejahteraan warga.
“Banyak masyarakat di sana yang belum menyadari bahwa wisata bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Mereka juga belum memiliki pengalaman dalam pengelolaan objek wisata,” ujar Tia kepada Haluan Rabu (23/7) di Padang.
Di sisi lain, tingginya angka pengangguran menjadi masalah tersendiri. Berdasarkan data terakhir, sekitar 5,8 persen dari total penduduk wilayah Lembang Jaya masih menganggur. Ini menjadi indikator penting bahwa sumber daya manusia belum terlibat aktif dalam upaya pengembangan nagari.
“Padahal, pengembangan sektor wisata telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMN) Batu Bajanjang. Namun belum adanya kegiatan nyata dari pihak nagari untuk merealisasikannya membuat program tersebut stagnan. Hal inilah yang mendorong tim dari UNP untuk turun tangan melalui program pendampingan wisata air,” ungkapnya didampingi Anggota Pengabdian dari tim dosen Nurmina S.Psi., M.A., Rizky Indra Utama, S.T., M.T., M.Pd.T dan dari mahasiswa, Aini Septia Rahmalita dan Ariska Novia Mariady
Dikatakannya, Tim PkM UNP merancang program pengembangan wisata rakit air sebagai solusi. Kegiatan ini mencakup pelatihan motivasi untuk pemberdayaan masyarakat, pelatihan teknis pengelolaan wisata rakit, perancangan rakit air sebagai daya tarik wisata, hingga pendampingan pembuatan paket wisata rakit air.
Ditambahkan Nurmina, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola potensi nagari sebagai destinasi wisata. “Ke depan, diharapkan terbentuknya destinasi wisata berbasis rakit air di Embung Batu Bajanjang akan membuka peluang ekonomi baru bagi warga,” kata dosen Departemen Administrasi Pendidikan, FIP UNP itu.
Dengan pendekatan kolaboratif antara perguruan tinggi dan masyarakat, ujar Rizky, program ini menjadi contoh konkret bagaimana potensi lokal bisa diangkat menjadi kekuatan ekonomi desa. “Jika berhasil, Batu Bajanjang bukan hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga sebagai simbol kemandirian nagari dalam memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Nagari Batu Bajanjang, Ulil Amri, menyambut baik kegiatan ini. Ia mengaku, keterlibatan akademisi sangat dibutuhkan untuk membimbing masyarakat agar mampu mengelola potensi nagari secara berkelanjutan. “Kami butuh dukungan agar masyarakat tidak hanya tahu potensi alamnya, tapi juga bisa mengelolanya dengan baik,” kata Ulil. (h/isr)