HARIANHALUAN.ID – Kabut asap yang menyungkup wilayah Sumatera Barat kian pekat. Warga di Kota Solok kini mulai resah akan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat paparan kabut asap tersebut.
“Kondisinya semakin parah sejak sepekan terakhir. Mata terasa perih dan pernafasan terasa terganggu. Kalau terus seperti ini, kami khawatir dengan anak-anak yang masih beraktifitas di luar ruangan, ” kata Rida (39) warga Simpang Rumbio Kec. Lubuk Sikarah kepada Haluan, Kamis (19/10).
Meski membekali anaknya dengan masker sebelum berangkat sekolah, namun pihaknya tetap saja khawatir, karena saat ini masih banyak warga dan para pelajar yang abai dengan kesehatan dan enggan memakai masker.
Sementara itu dari pantauan Haluan, sejak sepekan terakhir memang kondisi paparan kabut asap kiriman dari daerah tetangga memang semakin pekat. Meski sempat diguyur hujan pada pekan lalu, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap berkurangnya kabut asap.
Menyikapi persoalan ini, Wali Kota Solok Zul Elfian Umar mengungkapkan, pihaknya melalui OPD terkait terus melakukan pemantauan dan monitoring terhadap kondisi udara melalui badan meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Untuk saat ini memang terjadi penurunan mutu udara, kondisi paparan kabut asap di Kota Solok masih dalam kondisi sedang. Namun demikian, kita tetap harus khawatir akan terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh kabut asap ini terhadap warga Solok,” ucapnya.
Pihaknya bahkan telah menerbitkan edaran yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap bahaya kabut asap ini. Pada surat edaran nomor 360/1lk/BPBD/2023 tanggal 12 Oktober 2023 tersebut ia mengimbau kepada OPD, Camat, Lurah dan warga Kota Solok untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap paparan kabut asap.
Wako mengimbau warga agar tidak melakukan pembakaran sampah dan lahan yang berakibat penambahan volume asap di udara. Mengurangi atau bahkan menunda aktivitas di luar ruangan terutama pada kelompok usia rentan seperti bayi, anak-anak dan lansia.
” Apabila menjalankan aktivitas di luar ruangan, kami minta untuk tetap menggunakan masker agar mengurangi dampak penyakit gangguan pernafasan (ISPA). Banyak mengkonsumsi air putih serta makan buah dan sayur. Apabila terjadi gangguan kesehatan seperti sesak nafas dan mata perih, segera periksakan pada fasilitas kesehatan terdekat,” ucapnya.
Hingga saat ini, Pemko Solok juga belum mengambil kebijakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran dari rumah atau dalam jaringan (daring), untuk menyikapi bahaya paparan kabut asap ini .
” Memang masih belum (kebijakan daring). Karena itu perlu kajian teknis lebih lanjut bersama OPD terkait. Hingga saat ini kita baru menerbitkan edaran berisi imbauan untuk kewaspadaan dini bahaya kabut asap ini,” kata wako. (h/ndi)