KOTA SOLOK, HARIANHALUAN.ID –Memperingati hari sumpah pemuda yang ke-95, Komunitas Solok Muda mengadakan dialog interaktif dengan tema “Kolaborasi Multipihak Dalam Pencegahan Radikalisme dan Intolerans di Solok Raya” di Gedung Serbaguna Kubuang 13, Kota Solok, Senin (30/10). Acara tersebut dihadiri oleh siswa SMA sederajat yang ada di Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Solok Selatan).
Hadir sebagai narasumber dalam acara, Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra, Perwakilan Kepala Densus 88 Mabes Polri, Kasat Intelkam Kota Solok Dwi Triharyanto, Kasat Intelkam Kabupaten Solok Firdaus, Perwakilan Kakan Kemenag Kota Solok Adri Nofiyan, Kepala Kesbangpol Kota Solok Eni Suryani, dan Ketua LKAAM Solok M. Rusli Marajo.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi atas apa yang telah di gagas oleh anak muda yang tergabung di Komunitas Solok Muda ini, terutama apa yang diusung dalam dialog kali ini, yaitu Radikalisme dan Intolerans, dan ini memang harus menjadi isu yang harus di cegah keberadaannya dengan pemahaman-pemahaman baik dan segar, terutama bagi generasi muda sebagai penerus Bangsa,” terang Ramadhani dalam sambutannya.
Selanjutnya Ia juga menjelaskan, jika banyak hal bisa menjadi pintu masuk dari radikalisme ini, dan untuk itu, ia berpesan agar generasi muda dan masyarakat tanpa terkecuali bisa menjadi benteng yang berperan aktif untuk mencegah hal tersebut, serta mengajak semua elemen masyarakat untuk pandai dalam menerima, memahami, dan mengolah setiap informasi yang berseliweran di dunia maya.
“Jadi setiap informasi yang didalamnya terdapat unsur kebencian, atau mengajak untuk membenci satu kelompok, mari kita putus penyebarannya, apalagi jika itu adalah berita yang tidak terverifikasi kebenarannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Khairul Mufaddhal selaku Pendiri Komunitas Solok Muda yang turut menjadi narasumber menyebutkan, dari data yang mereka dapatkan dari densus 88 pusat, memang ada angka riil untuk kasus radikalisme ini di Sumatera Barat.
“Jadi dialog yang mengangkat isu radikalisme dan Intolerans ini adalah sebagai wujud dari pencegahan yang kami upayakan pada generasi muda, kenapa generasi muda, ini tentu karena generasi muda adalah kelompok yang paling bisa untuk diandalkan dalam segala hal,” jelas Mufaddhal.
Ia juga mengajak untuk sedikit berkaca pada sejarah Sumpah Pemuda, yang di situ dapat dilihat bahwa generasi muda adalah benteng sekaligus garda terdepan bagi bangsa dan negara dalam memperjuangkan kemerdekaan, sedang untuk zaman sekarang, tentu tugas dari generasi muda harus terlibat aktif dalam mempertahankan kemerdekaan.
“Nah, untuk mempertahankan kemerdekaan ini lah kita membutuhkan generasi muda yang sadar akan bahaya radikalisme dan juga intoleran ini, sebab dua hal tersebut sesungguhnya membahayakan sekali bagi persatuan bangsa,” tutupnya. (h/mg-drp)