Dinkes Solok Gelar Pertemuan Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa

Pertemuan Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Aula Puskesmas Nan Balimo Kota Solok, Selasa (11/6). IST

KOTA SOLOK, HARIANHALUAN.ID — Gangguan kesehatan jiwa rentan dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia. Apalagi, di tengah-tengah bertambah beratnya tekanan hidup di era globalisasi seperti saat ini, risiko kecenderungan stres diprediksi semakin tinggi.

Atas dasar itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok mengadakan pertemuan Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Aula Puskesmas Nan Balimo Kota Solok, Selasa (11/6).

Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Hiddayaturrahmi menyampaikan, bahwa gejala-gejala gangguan kesehatan jiwa kurang disadari dan dipahami oleh masyarakat. Sebab terkendala di berbagai hal, salah satunya adalah oleh pekerjaan yang telah menyita waktu dan perhatian mereka.

“Ketidaktahuan ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang apa itu kesehatan jiwa dan mental, sehingga banyak yang menganggap remeh hal ini,” katanya 

Padahal, ditambahkan Hidayaturrahmi, kesehatan jiwa sangat perlu untuk diperhatikan, dan hal ini telah menjadi perhatian khusus di banyak negara-negara maju di dunia, sehingga itu akan berefek pada produktivitas dari masyarakat itu sendiri.

“Masyarakat kita, lebih cenderung hanya peduli terhadap kesehatan fisiknya saja. Namun, seringkali abai pada kesehatan jiwa, dan itu akan sangat mempengaruhi sekali pola kerja dan juga produktivitas mereka,” ungkapnya.

Jadi, disebutkan Hidayaturrahmi, kesehatan tidak hanya fisik semata, tetapi juga kesehatan jiwa. Siapa saja bisa rentan terganggu kesehatan jiwanya. Terlebih, jangan antipati terhadap pasien gangguan jiwa, Tetapi berikan mereka perhatian dan kepedulian.

Dijelaskan juga oleh Hidayaturrahmi, peserta pertemuan ini merupakan masyarakat dengan kelompok rentan yang memiliki masalah gangguan kejiwaan seperti ibu hamil, penderita penyakit kronis, dan orang tua yang mempunyai anak usia Sekolah (Remaja).

“Sebanyak 45 orang peserta yang hadir merupakan kelompok masyarakat dari kelurahan di Kota Solok yang merupakan wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok,” sebutnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Kejiwaan, Sulistiana Dewi selaku Narasumber Ahli dari RS M. Natsir Kota Solok mengatakan dalam materinya, bahwa kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan mental juga menjadi faktor yang ikut berkontribusi terhadap tingginya prevalensi penyakit jiwa.

“Upaya preventif dari kesehatan jiwa ini ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan, mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa, mengurangi faktor resiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum atau perorangan, serta mencegah timbulnya dampak masalah psikososial,” sampainya. (*)

Exit mobile version