LIMAPULUH KOTA, HARIANHALUAN.ID Suasana haru menyelimuti sebuah rumah sederhana di Jorong 3 Balai, Nagari Lubuk Batingkok. Di sanalah Diva, gadis 18 tahun, terbaring lemah menahan rasa sakit akibat tumor ganas. Awalnya tumor menyerang kantong empedu, namun kini penyakit itu menjalar ke otak, membuat tubuhnya semakin rapuh.
Di usia remaja yang seharusnya diisi dengan sekolah dan mengejar cita-cita, Diva justru harus berjuang di ranjang rumah sakit. Sang ibu, Marlina Yanti, tak pernah lelah mendampingi. Dengan mata sembab ia berkata, “Besok hasil scan keluar, dokter masih memastikan apakah Diva dioperasi atau kemoterapi.” Hatinya hancur, tetapi ia tetap berusaha kuat demi buah hatinya.
Kondisi Diva bukan hanya menyedihkan, tetapi juga menekan perekonomian keluarga. Biaya pengobatan yang membengkak membuat mereka kesulitan. Meski demikian, keluarga tetap menggantungkan harapan besar pada doa dan uluran tangan orang baik. Mereka percaya, kepedulian bisa menjadi cahaya bagi masa depan Diva.
Sebagai satu-satunya anak perempuan, Diva selalu jadi penghibur bagi keluarganya. Kini rumah yang dulunya penuh canda berubah sunyi. Namun, meski tubuhnya lemah, semangatnya tetap menyala. Diva masih ingin sekolah, bercanda dengan adik-adiknya, dan meraih mimpi.
Mari kita doakan Diva agar kuat menghadapi ujian ini. Setiap doa adalah obat, dan setiap kepedulian adalah harapan baru. (*)